BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Pendidikan adalah pembelajaran
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi
juga memungkinkan secara otodidak (belajar sendiri). Setiap pengalaman yang memiliki efek
formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap
pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah
dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.
Namun seiring dengan berjalannya
waktu di zaman modern ini terkadang kita mendapati di berbagi dunia bahwa di
dalam pendidikan telah terjadi banyak penyimpangan antara kebijakan pemerintah,
ataupun lembaga pendidikan tertentu, yang tidak menitik beratkan pada aspek
afektif, kongnitif atau pun pskomotorik, inilah yang menjadikan akan terlahir
peserta didik, yang begitu terkesan dengan nuansa pragmatisme.
1.2 Rumusan
masalah
a) Apa
yang dimaksud dengan pendidikan aqidah?
b) Apa
yang dimaksud dengan pendidikan ibadah?
c) Apa
yang dimaksud dengan pendidikan akhlak?
d) Apa
yang dimaksud dengan pendidikan hati?
e) Apa
yang dimaksud dengan pendidikan jasmani?
f) Apa
yang dimaksud dengan pendidikan social?
g) Apa
yang dimaksud dengan pendidikan intelek/akal?
h) Apa
yang dimaksud dengan pendidikan seks?
1.3 Tujuan
penulisan
Tujuan utama dari disusunnya makalah ini
yaitu guna untuk memenuhi tugas hadits tarbawy, dan agar pembaca bisa
mengetahui apa saja materi yang termasuk ke dalampendidikan islam.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan
akidah
Pendidikan akidah adalah
proses pembinaan dan pemantapan Kepercayaan dalam diri seseorang sehingga
menjadi akidah yang kuat dan benar. Proses tersebut dapat dilakukan dalam
bentuk pengajaran, bimbingan dan latihan. Dalam penerapannya pendidik dapat menerapkan dengan berbagai
metode yang relavan dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehubungan dengan itu
terdapat dalam hadist berikut :
عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلَ اللّه صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذاتَ يَوْمٍ اِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدٌ
بَيَاضُ الثِّيَابِ شَدِيْدُ ثَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ
السَّفَرِ وَلَا يَعْرِفُهُهُ مِنَّا اَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ اِلىَى النَّبِبِّي صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
فَاَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ اِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخْذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدٌ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ فَقَالَ رَسُوْلَ
اللّه صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ
وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلَ اللّه صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيْمَ
الصَّلَاةَ وَتُؤْتىَ الزَّكَاةَ وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ
اسْتَطَعْتَ اِلَيْهِ سَبِيْلاُ. قَالَ صَدَّقْتَ قَالَ فَعَجَبْنَا لَهٌ
يَسْأَلُهُ وَيَصَدِّذقُهُ قَالَ فَاَخْبِرْنِي عَنِ الإِيْمَانِ قَالَ أَنْ
تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكٌتٌبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الأَخِرِ
وَتُؤْمِنَ
بِالْقَدْرِخَيْرِهِ
وَشَرِّهِ قَالَ صَدَّقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ قَالَ أَنْ
تَعْبُدَاللّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنَّ لَمْ تَكُنْ تَرَاهٌ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Umar ibn
al-Khatthâb meriwayatkan: pada suatu hari ketika kami berada di dekat
Rasulullah saw., tiba-tiba datang kepada kami seorang laki-laki yang sangat
putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak terlihat padanya tanda-tanda
dalam perjalanan dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Sampai
ia duduk di dekat Nabi SAW. lalu ia menyandarkan kedua lututnya pada kedua
lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas paha Nabi, lantas berkata,
"Hai Muhammad! Beritahukan kepada saya tentang Islam!
Rasulullah saw. bersabda: Islam itu adalah pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan salat, membayarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan
menunaikan haji bagi orang yang sanggup. Lelaki itu berkata: Engkau benar. Umar
berkata, 'kami tercengang melihatnya, ia bertanya dan ia pula yang
membenarkannya'. Selanjutnya laki-laki itu berkata lagi: Beritahukan kepada
saya tentang iman! Rasulullah saw. menjawab:
Iman itu adalah keyakinan kepada Allah,
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhirat dan qadar baik dan
buruk. Laki-laki itu berkata: Engkau benar. Selanjutnya, ia berkata lagi:
Beritahukan kepada saya tentang ihsan!
Rasulullah saw. menjawab: ihsan itu adalah Engkau menyembah Allah seakan-akan Engkau
melihatnya. Jika kamu tidak bisa melihat-Nya, maka rasakanlah bahwa Dia
melihatmu.” (H.R. Al-Bukhari, Muslim. Abu Dawud, dan An-Nasa’i).
2.2 Pendidikan
ibadah
Pendidikan ibadah merupakan
proses pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus. Yang dijelaskan dalam hadits
berikut:
عَنْ
عُمَرُ بْنُ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُ وْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ
أَبْنَاءُ سَبْعَ سِنِيْنَ وَاضْرِبُهُمْ
عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُعَشْرٍ وَفَرِّقُوا
بَيْنَهُمْ
فِيْ المَضَاجِعِ ( روه ابو داود )
Dari Umar bin syu’aib berkata, Rasulullah Saw
bersabda : “Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk sholat ketika berumur 7 tahun, dan pukullah mereka ketika
mereka berumur 10 tahun bila mereka enggan menunaikannya, dan pisahkanlah
mereka dari ranjang-ranjangnya”. (Abu Daud)
Kandungan dari
hadits di atas adalah:
a) Dari hadist
diatas sudah jelas yaitu perintah untuk memerintahkan salat atau pendidikan ibadah diberikan
sejak dini sehingga ketika usia baligh maka mereka dapat mengamalkannya.
b) Para guru dan
orang tua hendaknya menjelaskan kepada anak-anak dengan penjelasan yang sangat
sederhana tentang pentingnya berbagai bentuk ibadah, lengkap dengan
rukun-rukunnya, seperti shalat, zakat, dan haji. Selain itu, emosional anak
harus di siapkan saat membicarakan berbagai bentuk ibadah sehingga mereka
merindukan ikatan dengan Allah Swt dan beribadah kepadaNya dengan cara yang
benar.
2.3 Pendidikan
akhlak
Kata
akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Kata khuluq berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Pendidikan akhlak adalah proses pembinaan
budi pekerti anak sehingga menjadi budi pekerti yang mulia (akhlak karimah).
Proses tersebut tidak terlepas dari pembinaan kehidupan beragama peserta didik
secara total. Seperti hadits di bawah ini:
عن
عبدالله بن عمر ورضى الله عنهما قال لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم فاحشا ولا متفحشا وكان يقول إن من جباركم احستكم اخلاقا.
Abdullah bin Amru ra berkata,
“Nabi SAW bukan orang yang keji dan tidak bersikap keji”. Belliau bersabda,
“Sesungguhnya yangterbaik diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya”.
(H.R Al-Bukhari).
2.4 Pendidikan
hati
Pendidikan
hati merupakan bagian dari pembinaan rohani yang ditekankan pada upaya
pengembangan potensi jiwa manusiia agar senantiasa dekat dengan Allah swt, cenderung
kepada kebaikan, dan menghindar dari kejahatan. Sehubungan dengan ini terdapat
hadits-hadits, antara lain:
عن
ابى هريرة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ان الله لا ينظر إلى صوركم واموالكم
ولكن ينظر إلى قلو بكم وأعما لك
Abu
Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak
melihat bentuk dan hartamu, tetapi Dia melihat hati dan pekerjaanmu”. (HR.
Ibnu Hibban)
2.5
Pendidikan
jasmani
Pendidikan
jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai
tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani,mental,social serta emosional bagi
masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.
Diantara tujuan pendidikan jasmani adalah menjaga dan memelihara kesehatan
badan termasuk organ-organ pernafasan, peredaran darah dan pencernaan, melatih
otot-otot dan urat syaraf, serta melatih kecekatan dan ketangkasan. Sehubungan
dengan tujuan di atas, ditemukan beberapa hadits sebagai berikut:
1. Memanah
عن عقبة بن عامر
يقول سمعت رسولالله صلى الله عليه وسلم وهو على المنبر يقول وأعدوا لهم ما استطعتم
من قوة ألا إن اقوة الرمي ألا إن القوة الرمي ألا إن القوة الرميز
Uqbah bin Amir berkata,
“Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda ketika beliau sedang berada di atas
mimbar, “Siapanlah untuk menghadapi mereka kekeuatan apa saja yang kamu
sanggupi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah
bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah bahwa sesungguhnya
kekuatan itu adalah memanah”. (HR Muslim).
Rasulullah SAW
mempunyai perhatian yang serius terhadap olahraga ini. Hal itu dapat dipahami
dari satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Uqbah bin Amir
Al-Juhani, yaitu:
من تعلم الرمي ثم تركه
فقد عصا نى
“Barang siapa yang telah
mempelajari memanah lalu ia tinggalkan berarti ia sudah mendurhakaiku”. (HR.
Ibnu Majjah).
Dari
hadits di atas dapat dipahami bahwa orang yang sudah terampil memanah harus
memelihara keterampilan itu. Meninggalkannya dipandang sebagai salah satu
bentuk pelanggaran terhadap anjuran Rasulullah SAW. Itu berarti bahwa beliau
sangat mementingkan olahraga ini.
2. Berkuda
Sehubungan dengan olahraga berkuda,
demikian riwayat dari Rasulullah SAW. Diantaranya hadis berikut:
عن عقبة بن عامر
الجحنى قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ارموا واركبوا وأنترموا أحب إلي من أن تركبوا وإن كل شيء يلهو به الرجل با
طل إلا رمية الرجل بقوسه وتأ ديبه فرسه وملا عبته امرأته.
Dari Uqbah bin Amir
Al-Juhani bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Memanahlah dan kendarailah olehmu
(kuda). Namun memanah lebih aku sukai dari berkuda. Sesungguhnya yang menjadi
permainan seseorang adalah batil, kecuali yang memanah dengan busurnya,
membidik atau melatih kudanya, dan bersenang-senang dengan istrinya”. (HR.
Ibnu Majjah)
Dari hadis di atas
dapat dipahami bahwa berkuda dan memanah termasuk olahraga yang disukai
Rasulullah SAW. Kemampuan berkuda dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan
tugas-tugas kehidupan termasuk berdagang dan berperang. Dalam konteks zaman
sekarang, anjuran mengendarai kuda dapat pula diterjemahkan sebagai anjuran
menguasai penggunaan teknologi transportasi. Hal ini sangat dibutuhkan oleh
umat Islam.
3. Menjaga
pola makan
Pola makan seseorang
akan berpengaruh pada kesehatan jasmaninya. Oleh sebab itu, selain bahan
makanan yang memenuhi persyaratan, polanya harus baik, yaitu tidak berlebihan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah di surah Al-A’raf (7):31 dan didukung oleh
hadis Rasulullah SAW berikut ini:
عن ابن عمر قال قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم المؤ من يأ كل فى معى واحد والكافر يأكل فى سبعة أمعاء.
Ibnu Umar meriwayatkan
bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang beriman itu makan dengan satu usus
(perut), sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus”.
(HR. Al-Bukhari).
Menurut
M. Syuhudi Ismail, secara tekstual, hadis tersebut menjelaskan bahwa usus orang
yang beriman berbeda dengan orang yang kafir. Padahal dalam kenyataan yang
lazim, perbedaan anatomi tubuh manusia tidak disebabkan oleh perbedaan iman.
Dengan demikian pernyataan hadis itu merupakan ungkapan simbolik. Itu berarti
harus dipahami secara kontekstual.
Orang yang beriman memandang makan
bukan sebagai bagian dari tujuan hidup, sedangkan orang kafir menempatkan makan
sebagai bagian dari tujuan hidupnya. Oleh karena itu, orang yang beriman
semestinya tidak banyak menuntut dalam kelezatan makan. Itu berarti juga bahwa
orang yang beriman itu harus membatasi makanannya. Makan harus didasarkan pada
kebutuhan tubuh, bukan pada selera nafsu belaka.
4. Menjaga
kebersihan
Kesehatan sangat
berpengaruh pada kesehatan dan keadaan jasmani seseorang. Oleh sebab itu,
Rasulullah SAW sangat memperhatikan masalah ini. Wujud perhatian beliau dapat
dilihat dalam hadis berikut:
عن
أبى مالك الأشعري قال قال رسول الله صل الله عليه وسلم الطهور شطر الإيمان.
Abu Malik Al-Asy’ari
bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kebersihan itu sebagian dari iman”.
(HR. Muslim)
Rasulullah
SAW menyenangi keteraturan, kebersihan, pemandangan yang indah dan baik. Beliau
membenci ketidakteratuan, kekotoran, pemandangan yang buruk, dan bau busuk.
Wudhu sebelum shalat merupakan salah satu wujud dari kebersihan dan ibadah.
Begitu pula dengan mandi. Islam mengajak kepada kebersihan tubuh, hati,
pakaian, rumah, dan jalan.
Bukti perhatian Rasulullah SAW
terhadap kebersihan dapat dilihat dalam hadis-hadis, baik fi’liyah maupun
quliyah. Beliau telah memberikan keteladanan dalam hal menjaga kebersihan,
seperti menggosok gigi, mandi, dan beristinja’ sehabis buang hajat. Aisyah
meriwayatkan bahwa beliau menggosok gigi ketika dating (masuk) ke dalam
rumahnya. Huzaifah berkata, “Nabi SAW ketika bangun pada malam hari untuk
shalat, beliau membersihkan mulutnya dengan siwak (menggosok gigi)”.
Menjaga kebersihan mulut dan gigi
sangat besar manfaatnya bagi kesehatan. Membiarkannya dalam keadaan kotor dapat
mengundang berbagai penyakit. Bahkan apabila berlangsung lama, kotoran mulut
dan gigi dapat membawa malapetaka. Perhatian dan kesungguhan Nabi dalam menjaga
kebersihan perlu dicontoh. Adapun teknik dan alat yang digunakan dapat
disesuaikan denagn perkembangan zaman.
Perhatian Rasulullah SAW yang lebih
serius lagi terhadap masalah kebersihan gigi dan mulut terlihat dalam hadis
berikut:
عن أبى هريرة عن النبي
صل الله عليه وسلم قال لولا أن أشق على امؤمنين (وفى حديث زهير على أمتى) لأمرتهم
با سواك عند كل صلاة.
Abu Hurairah
meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Sekiranya tidak akan memberatkan bagi
orang-orang yang beriman (dalam riwayat Zuhair, bagi umatku) tentu aku menyuruh
mereka menggosok gigi ketika mendirikan setiap shalat”.
(HR. Muslim).
2.6 Pendidikan
social
Pendidikan social
adalah proses pembinaan kesadaran social, sikap social dan keterampilan social
agar anak dapat hidup dengan baik serta wajar di tengah-tengah lingkungan
masyarakatnya. Sehubungan dengan itu, terdapat bebepara hadits, antara lain:
1. Orang
beriman harus bersatu
عن أبى موسى عن
النبى صلى الله عليه وسلم قال إن المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا وشبك أصا
بعه.
Dari Abu Musa, Nabi SAW
bersabda, “Seseungguhnya seorang mukmin bgi mukmin yang lain laksana satu
bangunan, sebagiannya menguatkan yang lain”. Beliau pun memasukkan jari-jari
tangannya satu sama lain. (HR. Al-Bukhari).
Dalam
hadis ini, Rasulullah SAW memberikan motivasi dalam hal persatuan antara sesame
orang beriman dengan metode perumpamaan. Perumpamaan yang beliau gunakan sangat
sederhana dan mudah dipahami oleh siapa saja.
2. Orang
beriman harus saling mencintai
عن أنس عن النبى
صلى الله عليه وسلم قال لا يؤمن أحدكم حتى يحب لا خيه ما يحب لنفسه.
Dari Anas, Nabi SAW
bersabda, “tidak beriman salah seorang kamu sebelum ia mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR.
Al-Bukhari).
Dalam
hadis ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang belum
diperoleh apabila ia tidak mencintai saudaranya. Itu berarti bahwa beliau
memberikan motivasi yang sangat besar kepada umatnya agar memiliki rasa dan
prilaku social yang baik. Motivasi seperti ini juga perlu diberikan oleh
orangtua dan guru pada saat ini.
3. Orang
beriman harus saling membantu
عن أبى هريرة قال
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من نفس عن مؤمن كربة من كرب الدنيا نفس الله عنه
كربة من كرب يوم القيامة ومن يسر على مؤسر يسر الله عليه فى الدنيا والآخرة ومن
ستر مسلما ستر الله فى الدنيا والآخرة والله فى عون العبد ما كان اعبد فى عون اخيه.
Abu Hurairah
meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang melapangkan seorang
mukmin dari suatu kesulitan dunia, Allah
akn melapangkannya dari satu kesulitan hari kiamat. Siapa yang memudahkan dari
suatu kesulitan, Allah akan memudahkannya dari satu kesulitan dunia akhirat.
Siapa yang menutup aib seorang muslim, Allah akan menutup aibnya di dunia dan
akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya”.
(HR. Muslim).
2.7 Pendidikan
intelek/akal
Pendidikan akal adalah
proses mmeningkatkan kemampuan intelektual dalam bidang ilmu alam, teknologi
dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagi hamba Allah SWT dan
khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan
oleh-Nya. Sehubungan dengan ini, terdapat hadits sebagai berikut:
عن ابن عمر قال قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم تفكروا فى الآء الله ولا تتفكروا فى الله.
Dari
Ibnu Umar, ia berkata,”Rasulullah SAW bersabda, ‘berpikirlah kamu tentang
ciptaan Allah SWT dan jangan kamu memikirkan Dzat-Nya”.
(HR. Ath-Thabrani).
Dalam
hadis ini, Rasulullah SAW mendorong umatnya agar berpikir sebebas-bebasnya,
asal di daerah ciptaan Allah SWT, alam semesta. Akan tetapi, karena
keterbatasan akal, Dia melarang memikirkan Dzat-Nya, karena akan menimbulkan
kesalahan dan kerusakan.
Beliau
juga memperingatkan sikap taklid buta yang selalu mengikuti dan menuruti
pendapat orang lain. Berikut ini adalah hadis yang menjelaskan hal tersebut:
عن
حذيفة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تكونوا إمعة تقولون إن أحسن الناس
أحسنا وإنظلموا ظلمنا ولكن وطنوا أنفسكم إن أحسن الناس أن تحسنوا وإن أساءوا فلا
تظلموا.
Dari
Hudzaifah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian semua
menjadi penjilat (oportunis) yang mengatakan bahwa (sekelompok) manusia telah
berbuat baik kepada kami karena mereka telah berbuat baik dan mengatakan bahwa
mereka telah berbuat dzalim kepada kami karena mereka telah berbuat zalim
kepada kalian. Akan tetapi persiapkanlah diri kalian semuanya, jika ada manusia
telah berbuat baik, maka kalian harus berbuat baik. Dan jika mereka berbuat
buruk, maka janganlah kalian berbuat zalim”. (HR.
At-Tirmizi).
Dalam
hadis ini, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya supaya menggunakan
akalnya dalam membedakan antara kebenaran dan kebatilan atau antara kebaikan
dan keburukan. Beliau juga menganjurkan kepada umatnya supaya meyakini hasil
berpikir yang benar dan baik, serta melarang umatnya untuk mengikuti pendapat
orang lain, apalagi meniru amalan mereka tanpa berusaha meneliti kebenrannya.
Agar umatnya dapat berpikir dengan benar, beliau bertindak tegas dalam
memerangi khurafat. Hal ini terlihat pada hadis berikut:
عن
المغيرة ابن شعبة يقول انكسفت الشمس يوم مات إبراهيم فقال الناس انكسفت لموت
إباهيم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا
ينكسفان لموت أحد ولا لحيا ته فإذا رأيتموهما فاد عوا الله وصلوا حتى ينجلي.
Dari
Al-Mughirah, ia berkata, “Terjadi gerhana matahari ketika anak Rasulullah,
Ibrahim meninggal dunia. Para sahabat berkata bahwa gerhana matahari itu
terjadi karena kematian Ibrahim. Maka, Rasulullah SAW mengatakan kepada mereka,
‘Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan tanda Tuhan, keduanya tidak akan
tenggelam (gerhana) karena kematian atau kehidupan seseorang. Apabila kamu
melihat keduanya, maka berdoalah kepada Allah dan dirikanlah shalat hingga
terang kembali.”’ (HR. Al-Bukhari)
2.8 Pendidikan
seks
Islam
begitu gigih menyeimbangkan pertumbuhan manusia sehingga pembentukannya sesuai
dengan tabiat yang telah diciptakan Allah swt dan fitrah yang telah digariskan.
Demikianlah bahwa keseimbangan dalam segala hal merupakan salah satu bagian
dari karakter islam yang istimewa.
Dorongan
seksual yang telah diciptakan Allah swt dalam diri manusia menjadi sebab
kelangsungan seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia. Allah swt telah
menjadikan masa tertentu untuk melakukan hal ini agar manusia dapat melangsungkan
keturunan. Hadits yang berkaitan dengan pendidikan seks, yaitu:
1.
Memisahkan
tempat tidur anak laki-laki dan perempuan
عن عبد الله قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مروا
أولادكم با لصلاة وهم أنباء سبع سنين واضربوهم عليها وهم أبناء عشر وفرقوا بينهم
فى المضاجع.
Dari Abdullah, Rasulullah SAW bersabda, “Suruhlah anakmu mendirikan shalat
ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya ketika ia
berumur sepuluh tahun. (Pada saat itu), pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud)
Hal yang
berhungan dengan subtema ini adalah pada saat itu (umur sepuluh tahun),
pisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan. Mengapa demikian?
Al-Allamah Syaikh Waliyullah Ad-Dahlawi berkata, “Perintah pemisahan tempat
tidur ini disebabkan karena masa-masa seperti itu merupakan masa-masa pubertas.
Jika tidak diatur, maka bisa-bisa anak akan melampiaskan nafsu seksualnya.
Dengan demikian, haruslah jalan kerusakan ini ditutup lebih dini sebelum hal
itu terjadi.
2.
Posisi
tidur ke posisi kanan, tidak menelungkup
عن ابراء بن عازب رضى الله عنهما قال قال لى رسول الله صلى
الله عليه وسلم إذا أتيت مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة ثم اضطجع على شقك الأيمن.
Dari Al-Barra’ bin Azib, ia
berkata, “Rasulullah SAW berkata kepadaku, ‘Apabila engkau mendatangi tempat
tidurmu (akan tidur), maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat kemudian
tidurlah dengan miring ke sisi kanan”. (HR. Al-Bukhari).
Hadis ini menegaskan bahwa jika kita hendak tidur,
dianjurkan dengan posisi miring ke kanan setelah berwudhu. Muhammad Suwaid menjelaskan
bahwa meneladani sunah Rasulullah dalam tidur dengan cara berbaring ke sisi
kanan akan menjauhkan anak dari sekian banyak gelombang seksual anak ketika
tidur. Nabi menganggap tidur menelungkup sebagai tidurnya setan. Tidur
telungkup mengakibatkan terjadi gesekan alat kelamin anak yang akan
membangkitkan syahwatnya.
3.
Membiasakan
anak menundukkan pandangan dan memelihara aurat
عن عبدالله بن عباس قال كان الفضل بن عباس رديف رسول الله
صلى الله عليه وسلم فجاءته امرأة من خثعم تيتفتيه فجعل الفضل ينظر إليها فجعل رسول
الله صلى الله عليه وسلم يصرف وجه الفضل إلى الشق الآخر.
Dari
Abdullah bin Abbas, ia berkata, “Adalah Al-Fadhl bin Abbas membonceng Nabi SAW
lalu datanglah seorang wanita dari Khats’am yang meminta fatwa kepada beliau.
Al-Fadhl kemudian memandang perempuan itu dan ia pun memandangnya. Lalu
Rasulullah wajah Al-Fadhl ke sisi yang lain”. (HR. Abu
Dawud).
Dalam hadis ini, Rasulullah
SAW memalingkan wajah remaja Al-Fadhl bin Abbas yang sedang melihat seorang
wanita. Beliau melakukan hal itu karena khawatir akan dipengaruhi oleh setan
dan menimbulkan nafsu syahwat.
Pandangan merupakan jendela
bagi anak untuk melihat dunia luar. Apa saja yang dilihat oleh kedua matanya
akan terpatri di dalam benak, jiwa, dan ingatannya dengan cepat. Jika ia dibiasakan
untuk menunduk dan menjaga pandangannya dari aurat, disertai dengan adanya rasa
selalu diawasi oleh Allah SWT, hal itu akan melahirkan kemanisan iman yang
dapat dirasakan oleh anak.
Berdasarkan hadits di atas,
seyogyanya orangtua dan guru selalu mengingatkan kepada putra/putrid dan
siswa/siswi mereka agar senantiasa menjaga pandangan mata terhadap aurat lawan
jenis yang bukan mahram. Bersamaan dengan itu, perlu sekali diingatkan agar
mereka senantiasa menutup aurat agar orang lain tidak terpancing untuk melihat
yang tidak halal.
BAB 3
PENUTUP
3.1 kesimpulan
materi
pendidikan islam dibedakan menjadi 8 materi, yaitu:
a) pendidikkan
aqidah
b) pendidikan
ibadah
c) pendidikan
akhlah
d) pendidikan
hati
e) pendidikan
jasmani
f) pendidikan
social
g) pendidikan
intelek/akal
h) pendidikan
seks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar