BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban Islam menjadi
sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung
meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika giliran kebudayaan
Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti
sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan
Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka
meminjam. Hanya saja karena peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka
kemampuan menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga
lemah.
Dalam kehidupan kita mengenal adanya pembagian
waktu diantaranya; masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Dengan
adanya sejarah kita dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di masa
lalu. Keadaan pada masa lalu
mempengaruhi masa kini dan mendatang. Mengetahui sejarah dan perjalanan Islam pada masa-masa tersebut dapat membantu dalam menerawang perkembangan dan perubahan yang terjadi pada peradaban Islam. Sejalan dengan waktu yang terus berjalan maka perubahan pasti terjadi baik ke arah positif maupun negatif. Perubahan tersebut perlu disadari agar tidak terus berkembang kepada arah yang negatif.
mempengaruhi masa kini dan mendatang. Mengetahui sejarah dan perjalanan Islam pada masa-masa tersebut dapat membantu dalam menerawang perkembangan dan perubahan yang terjadi pada peradaban Islam. Sejalan dengan waktu yang terus berjalan maka perubahan pasti terjadi baik ke arah positif maupun negatif. Perubahan tersebut perlu disadari agar tidak terus berkembang kepada arah yang negatif.
Jika kita tela’ah Qs. Al-fatihah, surat pertama
di dalam Al-Qur’an, kita akan mendapati:
“Tunjukilah kami jalan yang
lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau anugrahkan ni’mat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang
sesat.” (QS. 1:6,7)
Jelas sekali ayat diatas menganjurkan kita
untuk banyak membaca sejarah, agar hal-hal yang dapat merugikan manusia tidak
akan kita ulangi lagi. Kita juga harus tanggap dan peka atas kejadian-kejadian
yang terjadi di sekitar kita saat ini, dengan mengambil pelajaran dari sejarah
masa lalu untuk bekal kita dimasa yang akan datang.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari peradaban?
2. Bagaimanakah sejarah peradaban islam?
3.
Bagaimanakah perkembangan peradaban islam?
C.
Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah
ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.
Menjelaskan pengertian peradaban
2.
Menjelaskan sejarah peradaban islam
3.
Mengidentifikasi perkembangan peradaban islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Peradaban
Secara umum,
Pengertian Peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang
tinggi, halus, indah, dan maju. Sedangkan Pengertian peradaban yang lebih luas
adalah kumpulan sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia,
yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik fisik (misalnya bangunan,
jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya maupun iptek), yang
teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah,
agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif.
Istilah "peradaban" dalam bahasa inggris disebut civilization
atau dalam bahasa asing lainnya peradaban sering disebut bescahaving (belanda)
dan die zivilsation (Jerman).
Istilah Peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita pada
perkembangan dari kebudayaan dimana pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai
puncaknya yang berwujud unsur-unsur budaya yang halus indah, tinggi, sopan,
luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan
telah memiliki peradaban yang tinggi. Ada beberapa pengertian peradaban yang
didefinisikan oleh para ahli sebagai berikut :
·
Arnold Toynbee : Arnol Toynbee dalam bukunya
"The Disintegrations of Civilization" dalam Theories of Society, (New
York, The Free Press, 1965), hal 1355 menyatakan peradaban adalah kebudayaan
yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi.
Pengertian lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi
daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik
(misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni
budaya, maupun iptek).
·
Albion Small : Menurut Albion Small Peradaban
adalah kemampuan manusia dalam mengendalikan dorongan dasar kemanusiaannya
untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sementara itu, kebudayaan mengacu pada
kemampuan manusia dalam mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan dan
teknologi. Menurut Albion Small, yang mengatakan bahwa peradaban berhubungan
dengan suatu perbaikan yang bersifat kualitatif dan menyangkut kondisi batin
manusia, sedangkan kebudayaan mengacu pada suatu yang bersifat material,
faktual, relefan, dan konkret.
·
Bierens De Hann : Menurut pendapat Bierens De
Hann yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian peradabadan yang memiliki
arti bahwa peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan
teknik. Jadi, peradaban memiliki kegunaan praktis dalam hubungan
kemasyarakatan.
·
Huntington : Huntington memberikan pendapatatnya
mengenai definisi peradaban bahwa pengertian peradaban adalah sebuah identitas
terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui dalam unsur-unsur obyektig
umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui
identifikasi diri yang subyektif. Berangkat pada definisi ini, maka masyarakat
Amerika-khususnya Amerika Serikat dan Eropa yang sejauh ini disatukan oleh
bahasa, budaya, dan agama dapat diklasifikasikan sebagai satu peradaban, yakni
peradaban barat.
·
Alfred Weber : Menurut definisi Alfred Weber
yang mengatakan bahwa pengertian peradaban adalah mengacu pada pengetahuan
praktis dan intelektual, serta sekumpulan cara yang bersifat teknis yang
digunakan untuk mengendalikan alam. Adapun kebudayaan terdiri atas serangkaian
nilai, prinsip, normatif, dan ide yang bersifat unik. Aspek dari peradaban
lebih bersifat kumulatif dan lebih siap untuk disebar, lebih rentan terhadap
penilaian, dan lebih berkembang daripada aspek kebudayaan. Peradaban bersifat
impersonal dan objektif, sedangkan kebudayaan bersifat personal, subjektif dan
unik.
·
Prof Dr. Koentjaraningrat : Peradaban adalah
bagian-bagian yang halus dan indah seperti seni. Masyarakat yang telah maju
dalam kebudayaan tertentu berarti memiliki peradaban yang tinggi. Istilah
peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap
perkembangan kebudayaan dimana pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai
puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi,
sopan, luhur dan sebagainya maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut
dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.
B.
Sejarah Peradaban Islam
Sejarah berasal
dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia barat disebut Histoire
(perancis), Historie (Belanda), History (Inggris). Berasal dari bahasa
Yunani Istoria yang artinya ilmu. Dalam pengertian lain, sejarah adalah
catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past).
Dalam pengertian lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau
umat manusia.
Menurut
Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya
sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan
fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertiandan kepahaman
tentang apa yang telah berlalu. Sedangkan Menurut Ibn Khaldum, sejarah ialah
menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras
tertentu. Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah.
Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan
kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di
Indonesia, sebgaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang
mensinonimkan dua kata “kebudayaan” dan “peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk
ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan
manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan
peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra,
religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan
teknologi.
C. Perkembangan Peradaban Islam
Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas
peradaban dunia berlangsung sangat lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa
kepemimpinan Rasulullah saw di Madinah, Khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah,
sampai tumbangnya kehilafan Turki Utsmani. Masa-masa kejayaan dan puncak
keemasan peradaban Islam melahirkan banyak ilmuan muslim berkelas internasional
yang telah menghasilkan karya-karya luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia
yang terjadi selama kurang lebih 700 tahun. Pada masa tersebut, kendali peradaban dunia berada pada tangan umat
Islam.
Beberapa hal yang
menjadi spirit yang sangat penting dalam meraih sukses kaum Muslimin membangun
imperium Islam yang besar selama berabad-abad adalah pendakatan yang rasional,
adil, dan manusiawi terhadap peraturan dan pengaturan masyarakat di
daerah-daerah yang ditaklukkannya, tidak memaksakan untuk pindah agama bagi
penganut agama-agama yang sudah ada, suatu pendekatan yang mencerminkan
ajaran-ajaran moral Islam yang berasal dari Al-Quran, sehingga banyak penganut
baru agama Islam berlimpah di banyak daerah.
Cepatnya ekspansi wilayah pemerintahan Muslim yang diikuti perpindahan
agama secara sukarela dari banyak pengikut Kristen, Yahudi, dan lain-lain
menyebabkan kaum Muslimin Arab dihadapkan pada pilihan bagaimana cara dan
mengadaptasikan kepercayaan dan pemikiran Islam dengan kepercayaan, pemikiran,
budaya, dari wilayah-wilayah yang telah kaum Muslimin taklukkan. Berikut perkembangan peradaban islam :
1.
Peradaban Islam pada
Masa Rasulullah saw
Dalam
masa tiga tahun sejak wafatnya Nabi Muhammad saw pada tahun 623 Masehi, pasukan
kaum Muslimin yang telah menguasai jazirah Arab. Di bawah pimpinan para khalifah, pemimpin spiritual dan politik yang
menggantikan Nabi Muhammad, pasukan Muslim menyebar dengan cepat ke segala
Arah.
Islam telah
mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam peradaban dalam beberapa masa yang
puncaknya terjadi pada era Rasulullah saw.
Kita dapat membagi
masa dakwah Rasulullah saw menjadi dua periode, yaitu fase Mekkah dan Madinah.
a. Fase Mekkah
Setiap periode
memiliki tahapan-tahapan sendiri dengan kekhususannya masing-masing yang satu
berbeda dengan yang lain. Hal ini tampak jelas setelah meneliti berbagai unsur
yang menyertai dakwah itu selama dua periode secara mendetail. Fase Mekkah
berjalan kira-kira selama tiga belas tahun. Peiode Mekkah dibagi menjadi tiga
tahapan dakwah yaitu:
a) Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi yang berjalan selama tiga tahun.
b) Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekkah yang dimulai sejak tahun
keempat hingga akhir tahun kesepuluh.
c)
Tahapan dakwah di
luar Mekkah dan penyebarannya yang dimulai dari tahun kesepuluh hingga hijrah
ke Madinah.
b. Fase Madinah
Fase Madinah
berjalan selama sepuluh tahun penuh. Pada periode Mekkah Nabi Muhammad saw
belum berhasil meletakkan dasar-dasar Islam karena tidak mendapatkan sambutan
dari sebagian besar kaum Quraisy. Tetapi setelah pindah ke Madinah, Nabi
Muhammad saw berhasil meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam. Rasulullah
mendapatkan sambutan yang hangat ketika tiba di Madinah, segera mendapatkan
pengikut dan sebagian penduduknya menjadikan Muhammad saw., sebagai pemimpin
mereka. Pada saat itu, penduduk kota Madinah terdiri dari tiga golongan, yaitu
a) Penduduk asli, mereka yang membantu kepentingan Nabi Muhammad saw.
b) Muhajirin, mereka yang hijrah dari Mekkah untuk mencari perlindungan di
dalamnya.
c) Umat Yahudi, mereka yang sedikit demi sedikit dipaksa keluar dari Arab.
Dari golongan
pertama dan kedua, Nabi Muhammad saw membentuk pasukannya. Seseudah hijrah,
kota Madinah menajdi tempat kelahiran Islam dan tempat berlindung bagi umat
Islam dan akhirnya disebut “kota Nabi”.
Pada saat berjaya,
peradaban Islam semangat pencarian ilmu sangat kental dalam kehidupan
sehari-hari. Semangat pencarian ilmu yang berkembang menjadi tradisi
intelektual secara historis dimulai dari pemahaman terhadap al-Quran yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang kemudian dipahami, ditafsirkan, dan
dikembangkan oleh para sahabat.
Kesuksesan
Rasulullah saw dalam membangun peradaban Islam yang tiada taranya dalam kurun
waktu 23 tahun merupakan rentang waktu kurang dari satu generasi saat
Rasulullah saw berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa-bangsa yang
lebih tua peradabannya saat itu khususnya Romawi, Persia dan Mesir. Rasulullah
merupakan pemimpin yang luar biasa, beliau membangun peradaban Islam hingga
puncak kesuksesannya hanya dalam kurun waktu yang terbilang singkat. Masa
kerasulan Muhammad saw pada akhir periode Madinah merupakan puncak Islam karena
sistem Islam disempurnakan dan ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
دِينًا الْإِسْلَامَ لَكُمُ وَرَضِيتُ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَأَتْمَمْتُ
دِينَكُمْ لَكُمْ أَكْمَلْتُ الْيَوْمَ
“Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (Q.S. Al-Maidah ayat 3)
Kesuksesan tersebut
membawa Islam menjadi sumber kemajuan peradaban Islam berskala dunia terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai
Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam.
2.
Peradaban
Islam pada masa Khulafaur Rasyidin
a.
Masa Abu Bakar As-Siddiq
Khalifah
Abu Bakar adalah khalifah yang sangat berjasa diawal masa khulafaur rasyidin,
meski banyak sekali cobaan dan hambatan yang datang. Masa Abu Bakar di mulai dengan munculnya permasalahan tentang siapa
pemimpin yang akan memimpin umat Islam pasca wafatnya Rasulullah SAW.
Suasana wafatnya Rasul tersebut menjadikan umat
Islam dalam kebingunan. Hal ini karena Mereka sama sekali tidak siap
kehilangan beliau baik sebagai pemimpin,
sahabat, maupun sebagai pembimbing yang mereka cintai.
Di tengah kekosongan
pemimpin tersebut, ada golongan sahabat dari
Anshar yang berkumpul, pada waktu
saat itu, Saad bin Ubadah mengajukan wacana dan gagasan tentang siapa yang
pantas untuk menjadi pemimpin sebagai pengganti Rasulullah ia menyatakan bahwa
kaum Anshar-lah yang pantas memimpin kaum muslimin.
Pada saat beberapa tokoh
Muhajirin seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah dan
sahabat muhajirin yang lain mengetahui pertemuan orang-orang Anshar tersebut, dan
pada saat orang-orang Muhajirin datang, kaum Anshar nyaris bersepakat untuk
mengangkat dan membaiat Saad bin Ubadah
menjadi Khalifah. Pada saat itu, para tokoh Muhajirin datang, maka mereka juga
diajak untuk mengangkat dan membaiat Saad
bin Ubadah. Namun, kaum Muhajirin yang diwakili abu
Bakar menolaknya dengan tegas membaiat
Saad bin Ubadah. Abu Bakar mengatakan pada golongan Anshar bahwa jabatan
khalifah sebaiknya diserahkan kepada kaum Muhajirin.
Pada saat yang bersamaan
Abu Bakar menunjuk dua orang Muhajirin di sampingnya yang dikenal sangat dekat
dengan Nabi, yaitu Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Abu Bakar
mengusulkan agar memilih satu di antara keduannya untuk menjadi khalifah.
Demikian kata Abu Bakar kepada kaum Anshar sembari menunjuk Umar dan Abu
Ubaidah. Namun sebelum kaum Anshar merespon usulan Abu Bakar, Umar dan Abu
Ubaidah justru menolaknya dan keduanya justru balik menunjuk dan memilih Abu
Bakar. Secara cepat dan tegas Umar mengayungkan tanganya ke tangan Abu Bakar
dan mengangkat tangan Abu Bakar dan membaiatnya. Lalu apa yang dilakukan Umar
ini segera diikuti oleh Abu Ubaidah. Dan akhirnya diikuti kaum Anshar untuk
membaiat Abu Bakar Kecuali Saad bin Ubadah.
Lalu pada esok harinya,
baiat terhadap Abu Bakar secara umum dilakukan untuk umat muslim di Madinah dan
dalam pembaiatannya tersebut, Abu Bakar berpidato sebagai berikut:
“Saudara-saudara,
saya sudah dipilih untuk memimpin kalian sementara saya bukanlah orang terbaik
di antara kalian. Jika saya berlaku baik, bantu-lah saya. Kebenaran adalah
suatu kepercayaan dan dusta merupakan pengkhianatan. Taatilah saya selama saya
taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi bila saya melanggar perintah Allah dan
Rasul-Nya, maka gugurlah ketaatanmu kepada saya.”
Demikianlah,
proses terpilihnya Abu Bakar menjadi Khalifah sebagai pengganti Rasulullah Saw.
Kemudian masa ini
dihadapkan dengan banyaknya masyarakat yang murtad serta enggan membayar zakat
kembali. Hingga bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi
Muhammad SAW. Berkat ketegasan khalifah Abu Bakar serta keteguhan hati para
sahabat, permasalahan yang muncul bisa ditangani dan distabilkan kembali.
Kemajuan yang telah
dicapai pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun, antara
lain:
·
Perbaikan sosial
(masyarakat).
·
Perluasan dan
pengembangan wilayah Islam.
·
Pengumpulan
ayat-ayat Al Qur’an.
·
Sebagai kepala
negara dan pemimpin umat Islam.
·
Meningkatkan
kesejahteraan umat.
b.
Pada masa Umar bin Khattab
Masa
kekhalifahan Umar bin Khatthab itu sepuluh tahun enam bulan, yaitu dari tahun
13 H/634 M sampai dengan tahun 23 H/644 M, dan wafat karena dibunuh diusia 63
tahun. Tragedi itu
merupakan pembunuhan politik yang pertama didalam sejarah Islam.
Masa pemerintahannya
yang sepuluh tahun itu paling sibuk dan paling menentukan bagi masa depan
selanjutnya. Pada masa pemerintahannya itu imperium Roma Timur (Byzantium)
kehilangan bagian terbesar dari wilayah kekuasaannya pada pesisir barat Asia
dan pesisir utara Afrika. Pada masa pemerintahannya kekuasaan Islam mengambil
alih kekuasaan didalam seluruh wilayah imperium Parsi sampai perbatasan Asia
Tengah.
Seperti
halnya dengan khalifah Abu Bakar, ia tinggal dirumah biasa dan hidup sebagai
rakyat biasa di Madinah al-Munawwaroh.Dengan kesederhanaannya itu ia disegani
oleh segala pihak dan ditakuti oleh lawan dengan sangat takzim.
Ø
Kemajuan yang diraih
dimasa Umar
Selama pemerintahan
Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih
Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang
mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina,
Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu
ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah
ditaklukkan islam pada jaman Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar
yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di
dekat Damaskus. 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai
70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan.
Umar melakukan
banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan
publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru
ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah
kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi
Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses
kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana,
alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia
tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun
ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan
bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Secara
garis besar seperti berikut ini :
1. Peletak dasar-dasar administrasi Negara atau pemerintahan Islam.
2. Industry dan pertanian mengalami kemajuan yg pesat.
3. Kemajuan dalam bidang keilmuan umat islam.
4. Ekspansi ke luar daerah islam besar-besaran.
5. Mengadakan baitul maal.
Kemudian setelah khalifah Umar wafat, Islam
dipimpin oleh Khalifah Usman dengan pemilihan yang dilakukan oleh dewan syuura
yang dibentuk oleh Khalifah Umar.
c.
Pada Masa Usman bin Affan
Dalam
menjadi khalifah Usman ibn ‘Affan dipilih melalui majelis khusus yang dibentuk
oleh Umar ibn Khottob. Majelis atau panitia
pemilihan itu terdiri dari enam sahabat dari berbagai kelompok sosial yang ada.
Mereka adalah Ali bin Abi thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair,
Sa’ad bin Abi waqas, dan Thalhah. Namun pada saat pemilihan berlangsung,
Thalhah tidak sempat hadir, sehingga lima dari enam anggota panitia yang
melakukan pemilihan.
Setelah
kaum muslim bersepakat membaiat Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga setelah
Abu Bakar al-shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. ketika ditinggalkan oleh
Umar bin Khattab, umat islam berada dalam keadaan yang makmur dan bahagia. Kawasan dunia muslimpun telah bertambah luas. Khalifah Umar berhasil menciptakan
stabilitas sosial politik didalam negeri sehingga ia dapat membagi perhatiannya
untuk memperluas wilayah islam. Dan ketika Usman menjabat sebagai khalifah, ia
meneruskan sebagian besar garis politik Umar. Ia melakukan berbagai Ekspedisi
untuk mendapatkan wilayah-wilayah baru. Perluasan itu memunculkan situasi
sosial yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Ø
Kemajuan yang diraih
dimasa Usman
1. Pembukuan Al-Quran pada akhir 24 H.
2. Penyatuan Qiraat Quraisy.
3. Ekspansi wilayah Islam.
4. Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
d.
Pada Masa Ali bin Abu
Thalib
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan
menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah
seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang kekuasaan.
perumus kebijakan dengan wawasan yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang
gagah berani, penasehat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan pemegang
teguh tradisi, seorng sahabat sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah
bekerja keras sampai akhir hayatnya dan merupakan orang kedua yang berpengaruh
setelah Nabi Muhammad
saw.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa
pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun
dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan setabil. Setelah menduduki jabatan
khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat oleh Usman. Dia yakin bahwa
pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik
kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil
pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak
tahunan dia antara orang-orang Islam sebagaimana pernah ditetapkan Umar.
Ø Kemajuan yang diraih dimasa Ali
Dikalangan kaum muslim dibeberapa daerah,
terutama di basrah, mesir, dan kuffah, pada masa akhir kepemimpinan khalifah
usman bin affan terjadi fitnah besar-besaran. Fitnah tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin oleh
abdullah bin saba. Fitnah tersebut berhasil menghasud beberapa pihak untuk
memberontak dan menuntut mundurnya khalifah usman bin affan.
Suatu ketika para pemberontak berhasil menyerbu rumah khalifah usman bin
affan dan membunuhnya. Saat Kejadian tersebut, khalifah usman bin affan sedang
menjalani puasa sunah dan membaca Al-qur’an.
Muslimin dalam kesedihan yang sangat mendalam, dan dalam kebingungan
setelah kematian usman. Selama lima hari berikutnya mereka tanpa pemimpin.
Sejarah sedang kosong buat madinah, selain pemberontakan yang selama itu pula
membuat kekacauan dan menanamkan ketakutan di hati orang. Kaum
pemberontak mengadakan pendekatan kepada Ali bin Abi thalib dengan maksud
mendukungnya sebagai khalifah, dipelopori oleh al-gafiqi dari
pemberontakan mesir sebagai kelompok besar. Tetapi ali menolak. Setelah kematian khalifah usman tak ada lagi oarang
yang pantas menjadi khalifah dari pada Ali bin abi thalib. Dalam kenyataannya
ali memang merupakan tokoh yang paling populer saat itu. Disamping itu, memang
tak ada seorang pun yang mengklaim atau mau tampil mencalonkan diri menjadi
khalifah untuk menggantikan usman bin affan termasuk mu’awiyah bin abi sofyan
selain nabi ali bin abi thalib. Di samping itu mayoritas umat muslimin di madinah
dan kota-kota besar lainnya sudah memberikan pilihan kepada Ali, kendati ada
juga beberapa kalangan, kebanykan dari bani umayyah yang tidak mau membai’at
ali, dan sebagian dari mereka ada yang pergi ke suria.
Sepeninggal Usman bin Affan dalam kondisi kacau, kaum muslimin meminta
Ali bin Abi Thalib untuk menjadi khalifah. Akan tetapi muawiyah menolak usulan
tersebut, karena keluarga besar khalifah usman bin affan (muawiyah bin abi
sofyan) menuntut pembunuh khalifah usman bin affan ditangkap terlebih dahulu.
Sedangkan pihak ali berpendapat bahwa
masalah kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu, setelah itu
barulah pembunuh khalifah Usman bin affan dicari bersama-sama. Perbedaan pendapat tersebut menjadi awal pecahnya persatuan kaum muslimin
saat itu. Akhirnya Ali bin abi thalib tetap diangkat sebagai khalifah.
Prestasi-prestasi khalifah ali bin abi thalib adalah sebagai berikut:
1. Memajukan dalam bidang ilmu bahasa
mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari tata
bahasa Arab.
2. Membenahi keuangan negara (baitul mal)
- Bidang pembangunan
Pembangunan kota Kuffah telah menjadi perhatian khusus bagi khalifah ali
bin abi thalib. Pada awalnya, kota Kuffah disiapkan untuk pusat pertahanan oleh
Mu’awiyah bin abi Sofyan. Akan tetapi kota Kuffah kemudian berkembang menjadi
pusat ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, dan ilmu pengetaahuan lainnya.
Perselisihan antar pendukung khalifah ali bin abi thalib dan Mu’awiyah
bin abu Sofyan mengalami berakhirnya pemerintahan islam di bawah
khulafaurrasyidin. Para ahli sejarah menyatakan bahwa pemerintah islam yang
paling mendekati masa pemerintahan rasulullah saw.
3.
Peradaban
Islam pada masa Umayyah
a. Umayyah I (Damaskus)
Bani
Umayyah diambil dari nama Umayyah, kakeknya Abu Sofyan bin Harb, atau moyangnya
Muawiyah bin Abi Sofyan. Umayyah hidup pada masa
sebelum Islam, ia termasuk bangsa Quraisy. Daulah Bani Umayyah didirikan oleh
Muawiyah bin Abi Sufyan dengan pusat pemerintahannya di Damaskus dan
berlangsung selama 90 tahun (41 – 132 H / 661 – 750 M).
Daulah Bani Umayyah
yang berpusat di Damaskus, telah diperintah oleh 14 orang kholifah. Namun
diantara kholifah-kholifah tersebut, yang paling menonjol adalah : Kholifah
Muawiyah bin Abi Sufyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar
bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik.
I. Tata Politik dan Pemerintahan
Pada awal berdirinya dinasti ini membagi wilayah kekuasaanya kepada lima
front kekuasaan politik, yaitu:
a) Front Jazirah Arabia yang meliputi hijazyang meliputi Hijaz, Yaman,
Makkah dan Madinah;
b) Front Mesir yang mencakup seluruh wilayah Mesir;
c) Front Irak yang mencakup wilayah-wilayah Teluk Persia, Aman, Bahrain,
Sijistan, Kirman, Khurasan sampai ke Punjab India;
d) Front Asia kecil yang mencakup wilayah Armenia dan Azerbaijan, dan
e) Front Afrika yang mencakup wilayah Barbar, Andalusia dan negara-negara
di sekitar laut Tengah.
Terhadap
masing-masing wilayah itu, menurut Mahayudin diterapkan tata aturan politik
yang berbeda. Misalnya di front Jazirah Arab-Makkah, Madinah dan front Irak
diterapkan kebijakan politik yang lunak karena masyarakat di kedua wilayah itu
tergolong pendukung Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awam. Berbagai pendekatan
dilakukan, dari pendekatan psikologis sampai pendekatan sosial kesejahteraan.
Semua itu dimaksudkan untuk mendapaka pengaruh dan dukungan dari masyarakat di
sekitarnya.
II. Peradaban
Misi utama arabisasi
ini secara tidak langsung masih berdampak, bahwa penduduk-penduduk yang
berbahasa Arab di seluruh kawasan dunia ini hampir bisa dikatakan adalah
muslim, atau minimal mereka pernah mengenal islam. Kebijakan arabisasi ini secara
tidak langsung berdampak atau berakumlasi dari dan bagi kepentingan mereka
sendiri. Kebijakan Umayyah I antara lain:
a) Mengangkat orang-orang Arab sebagai orang pertama dalam mengembangkan
kepemimpinan umat islam diseluruh kawasan yang telah ditaklukkanya.
b) Bahasa Arab sebagai bahasa utama umat, baik pengembangan administrasi
maupun keilmuan.
c) Kepentingan orang-orang luar Arab (ajam) dalam rangka memahami
sumber-sumber isalm (Al-Quran dan As-Sunah) dituntut menguasai struktur
dan budaya Arab, sehingga telah melahirkan berbagai ilmu bahasa; nahwu,
sharaf, balaghah, bayan, badi’, isti’arah dan sebagainya.
d) Pengembangan ilmu-ilmu agama.
Ilmu-ilmu yang berkembang saat itu diantaranya
tafsir, hadis, fiqih, ushul fiqih, ilmu kalam, dan sirakh/tarikh.
Di masa Bani Umayyah
ini, kebudayaan mengalami perkembangan dari pada masa sebelumnya. Di
antara kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni
sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan sebaginya.
1. Seni bangunan hasil rekayasa umat
Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia dan Arab.
2. Seni sastra berkembang dengan
pesatnya, hingga mampu menerobos ke dalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi
di dalam masyarakat dan negara. syair yang muncul senantiasa sering menonjol
dari sastranya, dan isinya yang bermutu tinggi.
3. seni suara yang berkembang
adalah seni baca Al-Qur’an, qasidah, pada saat itu bermunculan seniman dan
qori’/ qori’ah ternama.
4. seni ukir yang paling
menonjol adalah penggunaan khot Arab sebagai motif ukiran atau pahatan. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan tembok-tembok istana yang
diukur dengan khat Arab.
5.
ilmu
pengetahuan,
perkembangan tidak hanya meliputi ilmu pengetahuan agama saja, tetapi juga ilmu
pengetahuan umum, seperti ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu pasti,
ilmu bumi, sejarah, dan lain-lain.
6.
politik telah mengaami kamajuan dan perubahan, sehingga
lebih teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya.
7.
militer
pada masa Bani Umayyah jauh lebh berkembang dari masa sebelumnya, sebab
diberlakukan Undang-Undang Wajib Militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary). Sedangkan pada masa sebelumnya, yakni masa Khulafaurrasyidin, tentara
adalah merupakan pasukan sukarela.
8.
social budaya, kholifah pada masa Bani Umayyah juga telah banyak memberikan
kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan dibangunnya rumah sakit (mustasyfayat)
di setiap kota yang pertama,
dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu.
III. Kemunduran
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1.Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan
1.Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan
2. Latar belakang
terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik
politik yang terjadi di masa Ali.
3. Pada masa
kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays)
dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin
meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat
kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.
4. Lemahnya
pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di
lingkungan istana
5. munculnya
kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib.
b. Umayyah II (Andalusia)
Sejak pertama kali
berkembang di Andalusia sampai dengan berakhirnya kekuasaan Islam di sana,
Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung selama
hampir delapan abad ( 711 – 1492 M ). Pada tahap awal semenjak menjadi
kekuasaan Islam, Andalusia diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh
pemerintah Bani Ummayah di Damaskus. Pada periode ini kondisi sosial politik
Andalusia masih diwarnai perselisihan disebabkan karena kompleksitas etnis dan
golongan. Disamping itu juga timbul gangguan dari sisa- sisa musuh Islam di
Andalusia yang bertempat tinggal diwilayah-wilayah pedalaman.
I. Sistem Pemerintahan
Penguasa bergelar amir dan
bukan khalifah, karena kekhalifahan hanya satu yaitu yang beribukota di
baghdad. Selama 32 tahun masa kekuasaan Al- Dakhil, ia mampu mengatasi berbagai
ancaman dari dalam negeri maupun dari luar. Karena ketangguhanya itu ia
dijuluki rajawali Quraisy. Gelar amir dipertahankan oleh para penerusnya sampai
awal pemerintahan amir ke- 8 Abd al- Rahman III 300- 350 H(912- 961 M). Pada
masa pemerintahan ini gelar penguasa diganti dengan khalifah, karena munculnya
khlafah fatimiyah di ifriqiyah (Mesir). Pada tahun 297 H/909M kondisi khilafah
Abbasiyah lemah pasca Al- Mutawakkil (232- 247 H/ 847- 861 M)
Masa pemerintahan amir- amir Bani Umayyah barat :
- Abdurahman Al- Dakhil (757-788 M)
Langkah pertamanya yang dilakukan adalah memperbaiki keaaan dalam
negeri. Setelah merasa amn Abdurahman melaksanakan pembangunan demi
kesejahteraan rakyatnya.
- Hisyam bin abdurrahman ( 788- 796 M)
Ia seorang yang shalih dan adil, ia sangat mengutamakan pendidkan
sehingga lahirlah jabatan hakim( qodli).
- Hakam I bin Hisyam (796- 822 M)
Dalam masa pemerintahan ini sering terjadi pemberontakan, karena ia
sering berbuat maksiat terhadap rakyatnya.
- Abdurrahman
II( 822- 852 M)
Dikenal sebagai pengusa yang cinta ilmu,
usaha- usaha, yang dilakukan begitu banyak baik dibidang poitik, ekonomi aau
pembangunan.
II.
Kemajuan Peradaban
bahwa peradaban
islam sudah bersifat internasional, meliputi tiga benua: sebagian Eropa,
sebagian Afrika, sebagian besar Asia. Penduduknya meliputi puluhan bangsa,
menganut bermacam-macam bahasa. Semua itu di satukan dengan bahasa Arab sebagai
bahasa pemersatu dan agama islam menjadi agama resmi Negara.
Perkembangan Kebudayaan.
-
Bidang Politik
-
Bidang Sosial
-
Bidang Sastra
-
Bidang Ekonomi
-
Bidang Ilmu penge-tahuan
-
Bidang Kota dan Arsitektur
1. Ekspedisi Umayyah ke Andalusia
a. Ekspedisi Umayyah ke Andalusis berlangsung dua kali:
1) dipimpin oleh Tarif ibn Malik, dan 2) dengan 7000 tentara dipimpin Thariq
ibn Ziyad pada 92/711, atas perintah Musa ibn Nushair dengan tambahan pasukan
sebanyak 5000 orang.
b. Penaklukkan
berlanjut pada 712 dipimpin Musa bin Nushair sendiri dengan membawa 10.000
tentara.
c.
Pasca ekspedisi itu Andalusia menjadi propinsi dari Daulah Umayyah sampai tahun
132/750, dan sejak kekuasaan Daulah Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani
Abbasiyah, maka sekitar enam tahun lamanya
d.
Kemudian pada tahun 138/756 Abdurrahman ibn Muawiyah, cucu Hisyam ibn Abd Malik
memproklamirkan Andalusia sebagai dinasti tersendiri sebagai Daulah Umayyah II
(Barat) yang beribukota di Cordova hingga tahun 422/1031.
2. Perkembangan Politik
Daulah Umayyah di Andalusia
Daulah Umayyah di Andalusia mengembangkan pemerintahannya selama 275 tahun
dengan 7 orang amir dan 6 orang khalifah, yaitu: 1) Abdurrahman ad-Dakhil, 2)
Abdurrahman II, 3) Abdurrahman III al-Nashir, 4) Hakam II al- Mustanshir,5)
Al-Muayyad, 6) Abd Al-Malik ibn Muhammad, 7) Hisyam III al-Mu’tadi.
3. Perkembangan Sosial
Penduduk Andalusia
terdiri dari unsur-unsur Arab (Arab Utara/ Mudlari dan Arab Selatan/Yamani),
Barbar, Spanyol, Yahudi, dan Slavia.
Masyarakat Barbar
banyak menempati pemukiman di daerah-daerah tandus, dan mereka berhadapan
dengan masyarakat Nasrani. Adapun masyarakat Yahudi menikmati kebebasan
beragama pada masa ini dan mereka menyebar di daerah-daerah Andalusia.
4. Perkembangan Kebudayaan
a. Ilmu
Pengetahuan dan Kesusastraan
Dalam
perkembangan ilmu agama, madzhab Maliki memperoleh pengaruh luas di Andalusia,
karena itu perhatian muslimin Andalusia terhadap Hadits Rasulullah amat besar,
sehingga melahirkan ulama penghafal hadits seperti Abu Abdurrahman al-Mukallad.
Bidang ilmu agama yang lain memperoleh perhatian
pesat adalah ilmu qiraat, Selain ilmu agama, filsafat mendapat perhatian
muslim Andalusia. Begitu pula ilmu-ilmu lain seperti ilmu pasti, astronomi,
kedokteran, dan sejarah
• Bahasa Arab pada masa
ini menjadi bahasa utama masyarakat Andalusia. Ini terjadi karena kemenangan
bangsa Arab di bidang militer, politik dan keagamaan, dan sebelumnya bahasa
Arab pernah sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Demikian perkembangan bahasa ini
menyertai perkembangan sastra Arab dan melahirkan banyak penyair serta
sastrawan terkenal.
b. Kota dan Seni
Bangun
kota Cordova pada
masa ini menempati kedudukan yang sejajar dengan Konstantinopel dan Bagdad
sebagai pusat peradaban dunia. Pada masa ad-Dakhil, Cordova dijadikan
ibukota negara menggantikan Sevilla. Di kota ini dibangun benteng dan istana,
danau sumber air bersih, sejumlah masjid, pasar, dan pemandian umum. Seluruh
jalan di kota ini telah diperkeras, dan diterangi lampu pada waktu malam
Selain Cordova yang indah dan megah itu, pada masa
an-Nashir dibangun kota saletit al-Zahra. Kota ini dilengkapi masjid
agung, taman indah, pabrik senjata, pabrik perhiasan, dan kolam-kolam marmer
Kota lainnya, yang dibangun an-Nashir adalah al-Zahirah
yang di dalamnya dibangun istana besar dan indah, gedung-gedung
pemerintahan, gudang makanan dan senjata, tempat tinggal para menteri, perwira
militer, dan pagawai tinggi lainnya
Berikut beberapa cabang ilmu pengatahuan yang berkembang di Andalusia.
1.
Kedokteran
Ahli kedokteran yang
terkenal pada sa’at itu antara lain adalah Abu Al-Qasim Al-Zahrawi. Di Eropa ia
di kenal dengan nama Abulcassis. Beliau adalah seorang ahli bedah terkenal dan
menjadi dokter istana.
2.
Ilmu Tafsir
Kemajuan dalam
bidang ilmu tafsir di tandai dengan munculnya ulama’ ahli tafsir. Mereka antara
lain adalah Al-baqi, ibnu makhlad, Al-zamakhsyari dengan karyanya Al-Kasysyaf,
dan Al-thabari.
3.
Ilmu Fiqh
Perkembangan dan
kemajuan ilmu fiqh di tandai dengan munculnya banyak ulama’fiqh (fuqaha’) di
antara madzhab yang paling berperan dalam pengembangan madzhab ini adalah abdul
malik dan Ibn Rusyd dengan karyanya Bidayah Al-Mujahid
4.
Ilmu hadits
ilmu hadist juga
menjadi perhatian para ulama’ di Andalusia. Di antara ahli ilmu hadits adalah
Abdul walid Al-Baji yang menulis buku Al-Muntaqal.
5.
Sejarah dan geografi
Dalam bidang
literatur terdapat dua orang penulis terkenal, yaitu, Ibn rabbi’ dan Ali IBN
Hazm.
6.
Astronomi
Pengkajian ilmu
astronomi berkembang dengan pesatnya pada masa ini. Para ahli ilmu pada sa’at
ini percaya bahwa radiasi bintang-bintang besar pengaruhnya terhadap kehidupan
dan kerusakan di muka bumi.
7.
Ilmu fisika
Kemajuan di bidang fisika di tandai dengan munculnya sejumlah fisikawan
muslim terkenal.
8.
Filsafat
Dalam catatan
sejarah, islam di Andalusia telah memainkan peran sangat penting dalam
perkembangan intelektual muslim.
III. Kemunduran
sejarah panjang yang telah diukir masyarakat
muslim dan para penguasa Dinasti Bani Umayah ll di Andalusia akhirnya mengalami
kemunduran dan kehancuran, hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor :
1. Konflik Islam dengan Kristen
2. Tidak adanya ideologi pemersatu
3. Kesulitan ekonomi
4.
Peradaban
Islam pada masa Abbasiyah
Dinamakan
Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan
Abbas, paman nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah
al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di
Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul
awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258
M.
Pada
abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri. Pemberontakan yang paling
dahsyat dan merupakan puncak dari segala pemberontakan yakni perang antara
pasukan Abbul Abbas melawan pasukan Marwan ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah).
Yang akhirnya dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya negeri
Syiria, berakhirlah riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu
bangkitlah kekuasaan Abbasiyah.
I.
Sistem Pemerintahan,
Politik Dan Bentuk Negara
Pada
zaman Dinasti Bani Abbasiyah, Sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Bani
Abbasiyah I antara lain :
a. Para Khalifah tetap dari keturunan
Arab, sedang para menteri, panglima, Gubernur dan para pegawai lainnya dipilih
dari keturunan Persia dan mawali .
b. Kota Baghdad digunakan sebagai
ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi sosial dan
kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dipandang
sebagai suatu yang sangat penting dan mulia.
d. Kebebasan berfikir sebagai HAM
diakui sepenuhnya .
e. Para menteri turunan Persia
diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya dalam pemerintah
Selanjutnya
periode II , III , IV, kekuasaan Politik Abbasiyah sudah mengalami penurunan,
terutama kekuasaan politik sentral. Hal ini dikarenakan negara-negara bagian
(kerajaan-kerajaan kecil) sudah tidak menghiraukan pemerintah pusat , kecuali
pengakuan politik saja .
zaman
daulah Abbassiyah juga didirikan angkatan perang, amirul umara, baitul maal,
organisasi kehakiman., Selama Dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang
diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan
budaya.
Para
sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi lima
periode :
a) Periode pertama
(750–847 M),
b) Periode kedua
(847-945 M),
c) Periode ketiga
(945 -1055 M),
d) Periode keempat
(1055-1199 M),
e) Periode kelima
(1199-1258 M).
Pada
periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasannya. Secara
politis, para Khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat
kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat
mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi
perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Masa
pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri Dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun
750 M sampai 754 M. Karena itu, pembina sebenarnya dari Daulah Abbasiyah adalah
Abu Ja’far al-Mansur (754–775 M). Pada mulanya ibu kota negara adalah
al-Hasyimiyah, dekat Kufah. amun, untuk
lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu,
al-Mansur memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru dibangunnya, yaitu Baghdad,
dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M. Dengan demikian, pusat
pemerintahan Dinasti bani Abbasiyah berada ditengah-tengah bangsa Persia.
II. Kemajuan Daulah Abbasiyah
1. Ilmu Umum
a.
Ilmu Filsafat
1) Al-Kindi
(809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
2) Al Farabi
(wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
3)
Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
4)
Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)
5)
Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa,
Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
6)
Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al
Munqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal,Ihya Ulumuddin dan
lainlain
7)
Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillh
dan lain-lain
b.
Bidang Kedokteran
1)
Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
2)
Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping sebagai penterjemah bahasa asing.
3)
Thabib bin Qurra (836-901 M)
4)
Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan
campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
c. Bidang
Matematika
1)
Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
2)
Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d. Bidang
Astronomi
1)
Al Farazi : pencipta Astro lobe
2)
Al Gattani/Al Betagnius
3)
Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
4)
Al Farghoni atau Al Frageniu
e. Bidang
Seni Ukir
Beberapa
seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan ada seni musik, seni
tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni bangunan.
2. Ilmu Naqli
a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin
yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H),
As Suda, Mupatil bin Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lain
b. Ilmu Hadist, Muncullah
ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat
231 H), Ibnu Majah (wafat 273 H),Abu Daud (wafat 275 H), At Tarmidzi, dan
lain-lain
c. Ilmu Kalam, Dalam
kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa besar dalam menciptakan ilmu kalam,
diantaranya para pelopor itu adalah: Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh
Dhaam, Abu Hasan Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Ghazali
d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan
ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy (wafat 465 H). Karangannya : ar Risalatul
Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H). Karangannya : Awariful Ma’arif, Imam
Ghazali : Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain.
e. Para Imam Fuqaha, Lahirlah
para Fuqaha yang sampai sekarang aliran mereka masih mendapat tempat yang luas
dalam masyarakat Islam. Yang mengembangkan faham/mazhabnya dalam zaman ini
adalah: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal dan
Para Imam Syi’ah
2.
Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani
Abbasiyah sangat maju pesat, karena upayaupaya dilakukan oleh para Khalifah di
bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan –bangunan yang berupa:
a. Kuttab,
yaitu tempat belajar tingkatan pendidikan rendah dan menengah.
b. Majlis
Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan pujangga
untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c. Darul
Hikmah, perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini merupakan
perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
d. Madrasah,
Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang mula-mula mendirikan sekolah
dalam bentuk yang ada sampai sekarang ini, dengan nama Madrasah.
e. Masjid,
Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
Pada
masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan
ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh
Khalifah Mansyur.
3.
Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah
Keberhasilan kehidupan ekonomi, berhasil pula
dalam pertanian, perindustrian, dan perdagangan.
Selain
ketiga hal tersebut, juga terdapat peninggalan-peninggalan yang memperlihatkan
kemajuan pesat Bani Abbassiyah.
a. Istana Qarruzzabad di
Baghdad
b. Istana di kota Samarra
c. Bangunan-bangunan sekolah
d. Kuttab
e. Masjid
f. Majlis
Muhadharah
g. Darul Hikmah
h. Masjid Raya
Kordova (786 M)
i.
Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
j.
Istana Al Hamra di Kordova
k. Istana Al
Cazar, dan lain-lain.
4. Strategi Kebudayaan dan
Rasionalitas
Dalam
negara Islam di masa Bani Abbassiyah berkembang corak kebudayaan, yang berasal
dari beberapa bangsa. Apa yang terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula dalam
unsur kebudayaan. Dalam masa sekarang ini berkembang empat unsur kebudayaan
yang mempengaruhi kehidupan akal/rasio yaitu Kebudayaan Persia, Kebudayaan
Yunani, Kebudayaan India dan Kebudayaan Arab dan berkembangnya ilmu
pengetahuan.
5.
Peradaban
Islam pada masa Turki Usmani
Pendiri kerajaan Turki adalah bangsa Turki dari
kabilah Qayigh Oghus, anak suku Turk yang mendiami sebelah
barat gurun Gobi, atau daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, yang
dipimpin oleh Sulaiman.
Dengan jatuhnya jazirah Arab, maka imperium Turki Usmani
mempunyai wilayah yang luas sekali, terbentang dari Budapest di pinggir sungai
Thauna, sampai ke Aswan dekat hulu sungai Nil, dan dari sungai efrat serta
pedalaman Iran, sampai Bab el-Mandeb di selatan jazirah Arab. Selama masa
kesultanan Turki Usmani (1299-1942 M), sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang
dari 38 Sultan.
Dalam hal ini, Syafiq A. Mughni membagi sejarah kekuasaan
Turki Usmani menjadi lima periode, yaitu:
1. Periode pertama (1299-1402 M),
2. Periode kedua (1402-1566 M),
3. Periode ketiga (1566-1699 M),
4. Periode keempat (1699-1838 M),
5. Periode kelima (1839-1922 M).
Persinggungan Islam dengan Turki melalui sejarah panjang,
terhitung sejak abad pertama hijriyah hingga suku Turki menjadi penganut dan
pembela Islam. Pengaruh Turki dalam dunia Islam semakin terasa pada masa
Pemerintahan al-Musta’sim (640-656 H./1242-1258 M).
a. Perluasan
Wilayah
Ada lima faktor yang menyebabkan kesuksesan Dinasti
Usmani dalam perluasan wilayah Islam. Yaitu:
1) Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi
perang terkombinasi dengan cita-cita memperoleh ghanimah (harta
rampasan perang).
2) Sifat dan karakter orang Turki yang selalu
ingin maju dan tidak pernah diam serta gaya hidupnya yang sederhana, sehingga
memudahkan untuk tujuan penyerangan.
3) Semangat jihad dan ingin mengembangkan
Islam.
4) Letak Istambul yang sangat strategis
sebagai ibukota kerajaan juga sangat menunjang kesuksesan perluasan wilayah ke
Eropa dan Asia. Istambul terletak antara dua benua dan dua selat (selat
Bosphaoras dan selat Dardanala), dan pernah menjadi pusat kebudayaan dunia,
baik kebudayaan Macedonia, kebudayaan Yunani maupun kebudayaan Romawi Timur.
5) Kondisi kerajaan-kerajaan di sekitarnya
yang kacau memudahkan Dinasti Usmani mengalahkannya.
b. Kemajuan Pada Masa Dinasti Usmani
1) Sosial Politik dan Administrasi negara
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Usmani
berlangsung dengan cepat, hal ini diikuti pula oleh kemajuan dalam bidang
politik, terutama dalam hal mempertahankan eksistensinya sebagai negara besar.
Penguasa yang begitu kuat itu bahkan memiliki keistimewaan, diantara
keistimewaan itu adalah:
a. Pengakuan dari bawahan untuk loyal pada
Sultan dan negara.
b. Penerimaan dan pengamalan, serta sistem
berfikir dalam bertindak dalam agama yang dianut merupakan kerangka yang
integral
c. Pengetahuan dan amalan tentang sistem adat
yang rumit.
2) Bidang Militer
Kerajaan Turki Usmani telah mampu menciptakan pasukan
militer yang mampu mengubah Negara Turki menjadi Mesin perang yang paling
tangguh dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan
negeri-negeri non Muslim.
3) Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Dalam bidang pendidikan, Dinasti Usmani mengantarkan pada
pengorganisasian sebuah sistem pendidikan madrasah yang tersebar luas. Madrasah
Usmani pertama didirikan di Izmir pada tahun 1331 M, ketika itu sejumlah ulama
di datangkan dari Iran dan Mesir untuk mengembangkan pengajaran Muslim
dibeberapa toritorial baru. Tapi hal ini tidak begitu berkembang, karena
Turki Usmani lebih memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran,
sehingga dalam khazanah Intelektual Islam kita tidak menjumpai ilmuan terkemuka
dari Turki Usmani.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, memang kerajaan Turki
Usmani tidak menghasilkan karya-karya dan penelitian-penelitian ilmiah seperti
di masa Daulah Abbasiyah. Kajian-kajian ilmu keagamaan, seperti fiqh, ilmu
kalam, tafsir dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang
berarti. Ulama hanya suka menulis buku dalam bentuk syarah (penjelasan),
dan hasyiyah (catatan pinggir) terhadap karya-karya klasik
yang telah ada. Namun dalam bidang seni arsitektur, Turki Usmani banyak
meninggalkan karya-karya agung berupa bangunan yang indah, seperti Mesjid Jami’
Muhammad al-Fatih, mesjid agung Sulaiman dan Mesjid Abu Ayyub al-Anshary dan
mesjid yang dulu asalnya dari gereja Aya Sophia. Mesjid tersebut dihiasi dengan
kaligrafi oleh Musa Azam.
4) Bidang Ekonomi dan Keuangan Negara
kemajuan social ekonomi Negara, tercatat beberapa kota
industri yang ada pada waktu itu, antara lain:
a. Mesir yang memperoleh produksi kain
sutra dan katun.
b. Anatoli memproduksi bahan tekstil dan
wilayah pertanian yang subur.
Kota Anatoli merupakan kota perdagangan yang penting di
rute Timur dalam perindustrian dalam hasil industri dan pertanian di Istambul,
polandia dan Rusia. Para pedagang dari dalam maupun dari luar negeri
berdatangan sehingga wilayah Turki menjadi pusat perdagangan dunia pada saat
itu.
Selain dari sumber perdagangan, Turki Usmani memiliki
sumber keuangan Negara yang sangat besar, yaitu dari harta rampasan perang,
dari upeti tanda penaklukkan Negara-negara yang ditundukkan serta dari
orang-orang zhimmi.
6.
Peradaban
Islam pada masa Modern
Periode modern (1800m – sekarang). Periode ini di sebut juga periode pembaharuan karena
merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat islam terhadap kelemahan
dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang ,terutama
dalam bidang pengetahuan danteknologi .pada bab ini kita hanya akan
terfokus membahas mengenai periode Modern(1800-sekarang).
Perkembangan Agama, Politik, Ekonomi
1.
Perkembangan Agama
Masa moderen ini memberi landasan intelektual bagi pembaruan di berbagai
bidang, termasuk dalam bidang Agama. Dalam istilah Arab, pembaruan di kenal
dengan nama Tajdid. Adapun secara istilah, Tajdid di formulasikan sebagai upaya
dan aktivitas untuk mengubah kehidupan umat islamdari keadaan yang sedang
berlangsung kepada keadaan yang hendak di wujudkan demi upaya kesejahteraan,
baik di dunia maupun di akhirat, di kehendaki oleh islam. Kata pembaharuan
islam mempunyai makna”modernisasi”, yaitu ajaran islam yang bersifat relatif
dan terbuka untuk perubahan serta pembaruan.
Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepada umatnya
untuk mengekspresikan diri asalkan sesuai dengan kaidah ajaran islam Dan
sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni untuk beribadah kepada Allah SWT. Perjalanan
sejarah umat islam telah membuktikan bahwa setiap saat ada umat yang senantiasa
berposisi sebagai pemberi motivasi atau pembaru bagi masyarakat.
Salah satu pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu aliran
yang bernama Wahabiah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornyo adalah
Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787M) yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia.
Pemikiran yang dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya untuk
memperbaiki kedudukan umat islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid
yang terdapat di kalangan umat islam saat itu. Paham tauhid mereka telah
tercampur aduk oleh ajaran tarikan yang sejak abad ke-13 tersebar luas di
dunia.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak
dikunjungi dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan, dan lain-lain sehingga
membawa kepada paham syirik. Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab yang
mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah
sebagai berikut:
· Hanya Al Quran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran
islam. Pendapat ulama bukanlah merupakan sumber.
· Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
Pintu
ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup.
Muhammad bin
Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya.
Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab juga di kembangkan di indonesia yang awalnya
di bawa oleh haji asal minangkabau, yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, Haji
Sumanik.
2. Perkembangan Politik
Terdapat dua
agenda pemburuan dalam masyarakat islam tentang perkembangan politik yaitu:
a. Persoalan
Internasional Politik Islam
Jamaluddin
AL Afgani merupakan tokoh utama penggagas internasionalisme. Islam secara
politik. Menurut Al Afgani, umat islam harus menyatukan barisan dan kekuatannya
dalam satu bentuk Pan-Islamisme. Halini menjadi sangat penting untuk
membentengi diri umat Islam dari dominasi penjajahan Barat. Konsep
nasionalisme, yang membuat umat islam terpecah-pecah dan terkotak-kotak dalam
sekian banyak notion-state, tidak akan konduktif dan tidak dapat diharapkan
untuk menghadapi dominasi Barat tersebut.
b. Persoalan
Hubungan Agama dengan Konsep Negara dalam Islam
Respon umat islam terhadap masalah ini muncul dalam tiga bentuk, respon
kalangan modermis, revivalis, dan sekularis. Menurut kalangan revivalis, bentuk
negara islam harus di kembalikan ke dalam bentuk pengalaman awal sejarah umat
islam . Menurut tokohnyo, Abul A’la Al Mududin, kedalutan tertinggi dalam islam
adalah Tuhan,Oleh karena itu, Al Quran haruslah menjadi konstituti dasar suatu
negara islam.
Bagi kalangan Modernis, Bentuk Negara islam di serahkan
sepenuhnya kepada kebutuhan zamannya masing-masing, Yang terpenting adalah
bahawa pengelolahan politiknya harus mempunyai landasan etik Islam yang kuat.
Yang paling kontrovesial adalah kalangan sekularis. Berawal dengan
menjelaskan sifat kepemimpinan Nabi, Ali Abdurraziq sampai pada kesimpulan
bahwa islam tidak mengatur masalah –masalah kenegaraan, tidak memerintahkan,
dan juga tidak melarangnya. Hal ini tampak dalam kepemimpinan Nabi yang murni
bersifat keagamaan. Muhammad dalam pandangan Ali Abdurraziq, menyerahkan
sepenuhnya masalah kenegaraan kepada umat islam secara rasional dan berdasarkan
pengalaman historisnya masing-masing untuk mengatur, mengelola, dan memformat
negaranya.
3. Perkembangan Ekonomi
Perekonomian penduduk yang merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup
dan hal ini disadari oleh Kerajaan Usmani sebagai negara yang mengalami awal
masa pembaruan. Maka dalam hal perekonomian, Kerajaan Usmani melakukan hal-hal
berikut:
· Pada periode pertama, Usmani bertujuan
menguasai beberapa jalur perdagangan dan beberapa sumner produktif.
· Berbagai produk dari Irian, Teluk Persia, dan,
Laut Merah membantu dalam menjadikan Usmani sebagai pusat perdagangan
yang makmur.
· Beberapa rute haji mengantar warga dari
berbagai wilayah Kerajaan Usmani ke Mekah dan Madinah. Mekah merupakan sebuah
kota pusat perdagangan rempah-rempah, mutiara, lada, dan kopi.
· Penyediaan sarana kendaraan haji di Damaskus,
Koiro, dan Bagdad menjadi kegiatan bisnis yang penting.
· Dalam rentangan abad 15 dan 16, Basrah menjadi
pusat perdagangan terbesar di Anotolia serta berbagai dermaga terbesar dalam
pertukaran barang –barang.
· Kota Istambul di bangun dengan merekontruksi
beberapa institusi publik seperti sekolah, rumah sakit, tempat pemandian umum,
dan tempat pengapdian.
Pada abad 17 dan 18, berlangsung perubahan situasi yang sangat menonjol
dalam sistem kerajaan Usmani, artinya terjadi pula pecahnya peperangan yang
berkepanjangan antara petinggi pusat dan petinggi lokal untuk memperebutkan
kekuasaan terhadap pendapatan atas pajak produksi penduduk.
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran
islam tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Jamaluddin Al Afgani (Iran Turki 9 Maret 1897)
2. Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyid Rida
3. Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
4. Sayid Qutub (Mesir 1906-1966)dan Yusuf Al Qardawi
5. Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)
6. Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
C. Perkembangan Seni dan Budaya
Hal yang dapat di pelajari di berbagai negara islam atau negara yang
berpenduduk mayoritas umat islam adalah:
1. Arsitektur
Arsitektur ada yang berfungsi melayani keagamaan, seperti masjid, makam,
madrasa dan adapula yang berfungsi melayani kepentingan sekunder, seperti
istana, benteng, jalan-jalan raya, karava serai.Di bidang perhotelan telah di
bangun hotel-hotel mewah bertaraf internasional antara lain :
Masjidil Haram
Masjid Nabawi.
Sekarang ini Tehera merupakan salah satu kota terbesar di Asia. Bangunan
arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu:
· Istana Niavarand,
Pengkuburan Behesyyti Zahara
2.Sastra
Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang berkarya sastranya bersifat islami di berbagai negara, misalnya
Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang berkarya sastranya bersifat islami di berbagai negara, misalnya
· Seorang sastrawan dan pemikir besar, menjelang
abad ke-20 telah lahir di Pskitan (1877-1938)yang bernama Muhammad Iqbal, ia
telah mengungkapakan filsafat tentang puisi menggunakan bahasa Urdu dan Persi.
· Mustafa Lutfi Al-Manfaluti (1876-1926) seorang
sastrawan dan ulama Al Azhar
· Dr. Muhammad Husain Haekal (1888-1956)
pengarang yang telah menulis Hayatu Muhammmad
· Jamil Sidiq Az-Zahawi (1863-1936)seorang
perintis sajak moderen dan seorang penyair tua
· Abdus Salam Al-Ujaili (Lahir 1918)Seorang
sastrawan di Suriah dan juga seorang dokter medis
Aisyah Abdurrahman seorang dokter dalam sastra klasik
3. Kligrafi
Kata Kaligrafi berasal dari Bahasa Yunani: Kaligrafia atau kaligraphos.
Kallos berarti indah gropho berarti tulisan.jadi kaligrafi
berarti indah yang mempunyai nilai estetis.
Perhatian umat islam indonesia terhadap seni kaligrafi cukup bagus. Hal ini
ini di tandai antara lain:
- Diadakan pameran lukisan kaligrafi nasional
- Di selengarakannya Mussabaqah khaaf indah Al-Quran dalam setiap MTQ.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun”
artinya pohon. Dalam dunia barat disebut Histoire (perancis), Historie (Belanda), History (Inggris). Berasal dari bahasa
Yunani Istoria yang artinya ilmu. Dalam pengertian lain, sejarah adalah
catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past).
Dalam pengertian lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau
umat manusia.
Perkembangan Peradaban
Islam dimulai sejak
masa kepemimpinan Rasulullah saw di Madinah, Khulafaur Rasyidin, Umayyah,
Abbasiyah, sampai tumbangnya kehilafan Turki Utsmani.
DAFTAR
PUSTAKA
Mubarok,
Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Maryam, Siti. 2004. Sejarah
Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI.
satriamadangkathahae.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-peradaban-islam-pada-masa-turki.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar