Selasa, 30 Mei 2017

MAKALAH PERADABAN ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.
Dalam kehidupan kita mengenal adanya pembagian waktu diantaranya; masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Dengan adanya sejarah kita dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu. Keadaan pada masa lalu
mempengaruhi masa kini dan mendatang. Mengetahui sejarah dan perjalanan Islam pada masa-masa tersebut dapat membantu dalam menerawang perkembangan dan perubahan yang terjadi pada peradaban Islam. Sejalan dengan waktu yang terus berjalan maka perubahan pasti terjadi baik ke arah positif maupun negatif. Perubahan tersebut perlu disadari agar tidak terus berkembang kepada arah yang negatif.
Jika kita tela’ah Qs. Al-fatihah, surat pertama di dalam Al-Qur’an, kita akan mendapati:
“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah engkau anugrahkan ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.” (QS. 1:6,7)
Jelas sekali ayat diatas menganjurkan kita untuk banyak membaca sejarah, agar hal-hal yang dapat merugikan manusia tidak akan kita ulangi lagi. Kita juga harus tanggap dan peka atas kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita saat ini, dengan mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu untuk bekal kita dimasa yang akan datang.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari peradaban?
2.      Bagaimanakah sejarah peradaban islam?
3.      Bagaimanakah perkembangan peradaban islam?

C.     Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.      Menjelaskan pengertian peradaban
2.      Menjelaskan sejarah peradaban islam
3.      Mengidentifikasi perkembangan peradaban islam

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Peradaban
Secara umum, Pengertian Peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju. Sedangkan Pengertian peradaban yang lebih luas adalah kumpulan sebuah identitas terluas dari seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya maupun iptek), yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subjektif. Istilah "peradaban" dalam bahasa inggris disebut civilization atau dalam bahasa asing lainnya peradaban sering disebut bescahaving (belanda) dan die zivilsation (Jerman).
Istilah Peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita pada perkembangan dari kebudayaan dimana pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya yang berwujud unsur-unsur budaya yang halus indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Ada beberapa pengertian peradaban yang didefinisikan oleh para ahli sebagai berikut :
·         Arnold Toynbee : Arnol Toynbee dalam bukunya "The Disintegrations of Civilization" dalam Theories of Society, (New York, The Free Press, 1965), hal 1355 menyatakan peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi. Pengertian lain menyebutkan bahwa peradaban adalah kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik (misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai, tatanan, seni budaya, maupun iptek). 
·         Albion Small : Menurut Albion Small Peradaban adalah kemampuan manusia dalam mengendalikan dorongan dasar kemanusiaannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sementara itu, kebudayaan mengacu pada kemampuan manusia dalam mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Albion Small, yang mengatakan bahwa peradaban berhubungan dengan suatu perbaikan yang bersifat kualitatif dan menyangkut kondisi batin manusia, sedangkan kebudayaan mengacu pada suatu yang bersifat material, faktual, relefan, dan konkret. 
·         Bierens De Hann : Menurut pendapat Bierens De Hann yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian peradabadan yang memiliki arti bahwa peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan teknik. Jadi, peradaban memiliki kegunaan praktis dalam hubungan kemasyarakatan. 
·         Huntington : Huntington memberikan pendapatatnya mengenai definisi peradaban bahwa pengertian peradaban adalah sebuah identitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui dalam unsur-unsur obyektig umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subyektif. Berangkat pada definisi ini, maka masyarakat Amerika-khususnya Amerika Serikat dan Eropa yang sejauh ini disatukan oleh bahasa, budaya, dan agama dapat diklasifikasikan sebagai satu peradaban, yakni peradaban barat. 
·         Alfred Weber : Menurut definisi Alfred Weber yang mengatakan bahwa pengertian peradaban adalah mengacu pada pengetahuan praktis dan intelektual, serta sekumpulan cara yang bersifat teknis yang digunakan untuk mengendalikan alam. Adapun kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai, prinsip, normatif, dan ide yang bersifat unik. Aspek dari peradaban lebih bersifat kumulatif dan lebih siap untuk disebar, lebih rentan terhadap penilaian, dan lebih berkembang daripada aspek kebudayaan. Peradaban bersifat impersonal dan objektif, sedangkan kebudayaan bersifat personal, subjektif dan unik. 
·         Prof Dr. Koentjaraningrat : Peradaban adalah bagian-bagian yang halus dan indah seperti seni. Masyarakat yang telah maju dalam kebudayaan tertentu berarti memiliki peradaban yang tinggi. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan dimana pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.

B.     Sejarah Peradaban Islam
Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia barat disebut Histoire (perancis), Historie  (Belanda),  History (Inggris). Berasal dari bahasa Yunani Istoria yang artinya ilmu. Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past). Dalam pengertian lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.
            Menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertiandan kepahaman tentang apa yang telah berlalu. Sedangkan Menurut Ibn Khaldum, sejarah ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu.     Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebgaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” dan “peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.

C.     Perkembangan Peradaban Islam
Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah saw di Madinah, Khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, sampai tumbangnya kehilafan Turki Utsmani. Masa-masa kejayaan dan puncak keemasan peradaban Islam melahirkan banyak ilmuan muslim berkelas internasional yang telah menghasilkan karya-karya luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia yang terjadi selama kurang lebih 700 tahun. Pada masa tersebut, kendali peradaban dunia berada pada tangan umat Islam.
Beberapa hal yang menjadi spirit yang sangat penting dalam meraih sukses kaum Muslimin membangun imperium Islam yang besar selama berabad-abad adalah pendakatan yang rasional, adil, dan manusiawi terhadap peraturan dan pengaturan masyarakat di daerah-daerah yang ditaklukkannya, tidak memaksakan untuk pindah agama bagi penganut agama-agama yang sudah ada, suatu pendekatan yang mencerminkan ajaran-ajaran moral Islam yang berasal dari Al-Quran, sehingga banyak penganut baru agama Islam berlimpah di banyak daerah.
Cepatnya ekspansi wilayah pemerintahan Muslim yang diikuti perpindahan agama secara sukarela dari banyak pengikut Kristen, Yahudi, dan lain-lain menyebabkan kaum Muslimin Arab dihadapkan pada pilihan bagaimana cara dan mengadaptasikan kepercayaan dan pemikiran Islam dengan kepercayaan, pemikiran, budaya, dari wilayah-wilayah yang telah kaum Muslimin taklukkan. Berikut perkembangan peradaban islam :

1.      Peradaban Islam pada Masa Rasulullah saw
Dalam masa tiga tahun sejak wafatnya Nabi Muhammad saw pada tahun 623 Masehi, pasukan kaum Muslimin yang telah menguasai jazirah Arab. Di bawah pimpinan para khalifah, pemimpin spiritual dan politik yang menggantikan Nabi Muhammad, pasukan Muslim menyebar dengan cepat ke segala Arah.
Islam telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam peradaban dalam beberapa masa yang puncaknya terjadi pada era Rasulullah saw.
Kita dapat membagi masa dakwah Rasulullah saw menjadi dua periode, yaitu fase Mekkah dan Madinah.
a.       Fase Mekkah
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan sendiri dengan kekhususannya masing-masing yang satu berbeda dengan yang lain. Hal ini tampak jelas setelah meneliti berbagai unsur yang menyertai dakwah itu selama dua periode secara mendetail. Fase Mekkah berjalan kira-kira selama tiga belas tahun. Peiode Mekkah dibagi menjadi tiga tahapan dakwah yaitu:
a)      Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi yang berjalan selama tiga tahun.
b)      Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekkah yang dimulai sejak tahun keempat hingga akhir tahun kesepuluh.
c)      Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya yang dimulai dari tahun kesepuluh hingga hijrah ke Madinah.

b.   Fase Madinah
Fase Madinah berjalan selama sepuluh tahun penuh. Pada periode Mekkah Nabi Muhammad saw belum berhasil meletakkan dasar-dasar Islam karena tidak mendapatkan sambutan dari sebagian besar kaum Quraisy. Tetapi setelah pindah ke Madinah, Nabi Muhammad saw berhasil meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam. Rasulullah mendapatkan sambutan yang hangat ketika tiba di Madinah, segera mendapatkan pengikut dan sebagian penduduknya menjadikan Muhammad saw., sebagai pemimpin mereka. Pada saat itu, penduduk kota Madinah terdiri dari tiga golongan, yaitu
a)      Penduduk asli, mereka yang membantu kepentingan Nabi Muhammad saw.
b)      Muhajirin, mereka yang hijrah dari Mekkah untuk mencari perlindungan di dalamnya.
c)      Umat Yahudi, mereka yang sedikit demi sedikit dipaksa keluar dari Arab.
Dari golongan pertama dan kedua, Nabi Muhammad saw membentuk pasukannya. Seseudah hijrah, kota Madinah menajdi tempat kelahiran Islam dan tempat berlindung bagi umat Islam dan akhirnya disebut “kota Nabi”.
Pada saat berjaya, peradaban Islam semangat pencarian ilmu sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Semangat pencarian ilmu yang berkembang menjadi tradisi intelektual secara historis dimulai dari pemahaman terhadap al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang kemudian dipahami, ditafsirkan, dan dikembangkan oleh para sahabat.
Kesuksesan Rasulullah saw dalam membangun peradaban Islam yang tiada taranya dalam kurun waktu 23 tahun merupakan rentang waktu kurang dari satu generasi saat Rasulullah saw berhasil memegang kendali kekuasaan atas bangsa-bangsa yang lebih tua peradabannya saat itu khususnya Romawi, Persia dan Mesir. Rasulullah merupakan pemimpin yang luar biasa, beliau membangun peradaban Islam hingga puncak kesuksesannya hanya dalam kurun waktu yang terbilang singkat. Masa kerasulan Muhammad saw pada akhir periode Madinah merupakan puncak Islam karena sistem Islam disempurnakan dan ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
دِينًا الْإِسْلَامَ لَكُمُ وَرَضِيتُ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَأَتْمَمْتُ دِينَكُمْ لَكُمْ أَكْمَلْتُ الْيَوْمَ
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (Q.S. Al-Maidah ayat 3)
Kesuksesan tersebut membawa Islam menjadi sumber kemajuan peradaban Islam berskala dunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, sesungguhnya kemajuan yang dicapai Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam.

2.      Peradaban Islam pada masa Khulafaur Rasyidin
a.       Masa Abu Bakar As-Siddiq
Khalifah Abu Bakar adalah khalifah yang sangat berjasa diawal masa khulafaur rasyidin, meski banyak sekali cobaan dan hambatan yang datang. Masa Abu Bakar di mulai dengan munculnya permasalahan tentang siapa pemimpin yang akan memimpin umat Islam pasca wafatnya Rasulullah SAW.
Suasana wafatnya Rasul tersebut menjadikan umat Islam dalam kebingunan. Hal ini karena Mereka sama sekali tidak siap kehilangan  beliau baik sebagai pemimpin, sahabat, maupun sebagai pembimbing yang mereka cintai.
Di tengah kekosongan pemimpin tersebut, ada golongan sahabat dari  Anshar yang  berkumpul, pada waktu saat itu, Saad bin Ubadah mengajukan wacana dan gagasan tentang siapa yang pantas untuk menjadi pemimpin sebagai pengganti Rasulullah ia menyatakan bahwa kaum Anshar-lah yang pantas memimpin kaum muslimin.
Pada saat beberapa tokoh Muhajirin seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah dan sahabat muhajirin yang lain mengetahui pertemuan orang-orang Anshar tersebut, dan pada saat orang-orang Muhajirin datang, kaum Anshar nyaris bersepakat untuk mengangkat dan  membaiat Saad bin Ubadah menjadi Khalifah. Pada saat itu, para tokoh Muhajirin datang, maka mereka juga diajak untuk mengangkat dan  membaiat Saad bin Ubadah. Namun, kaum Muhajirin yang diwakili abu Bakar  menolaknya dengan tegas membaiat Saad bin Ubadah. Abu Bakar mengatakan pada golongan Anshar bahwa jabatan khalifah sebaiknya diserahkan kepada kaum Muhajirin.
Pada saat yang bersamaan Abu Bakar menunjuk dua orang Muhajirin di sampingnya yang dikenal sangat dekat dengan Nabi, yaitu Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Abu Bakar mengusulkan agar memilih satu di antara keduannya untuk menjadi khalifah. Demikian kata Abu Bakar kepada kaum Anshar sembari menunjuk Umar dan Abu Ubaidah. Namun sebelum kaum Anshar merespon usulan Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah justru menolaknya dan keduanya justru balik menunjuk dan memilih Abu Bakar. Secara cepat dan tegas Umar mengayungkan tanganya ke tangan Abu Bakar dan mengangkat tangan Abu Bakar dan membaiatnya. Lalu apa yang dilakukan Umar ini segera diikuti oleh Abu Ubaidah. Dan akhirnya diikuti kaum Anshar untuk membaiat Abu Bakar Kecuali Saad bin Ubadah.
Lalu pada esok harinya, baiat terhadap Abu Bakar secara umum dilakukan untuk umat muslim di Madinah dan dalam pembaiatannya tersebut, Abu Bakar berpidato sebagai berikut:
“Saudara-saudara, saya sudah dipilih untuk memimpin kalian sementara saya bukanlah orang terbaik di antara kalian. Jika saya berlaku baik, bantu-lah saya. Kebenaran adalah suatu kepercayaan dan dusta merupakan pengkhianatan. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tetapi bila saya melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya, maka gugurlah ketaatanmu kepada saya.”
Demikianlah, proses terpilihnya Abu Bakar menjadi Khalifah sebagai pengganti Rasulullah Saw.
Kemudian masa ini dihadapkan dengan banyaknya masyarakat yang murtad serta enggan membayar zakat kembali. Hingga bermunculan orang-orang yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Berkat ketegasan khalifah Abu Bakar serta keteguhan hati para sahabat, permasalahan yang muncul bisa ditangani dan distabilkan kembali.
Kemajuan yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu Bakar selama kurang lebih dua tahun, antara lain:
·         Perbaikan sosial (masyarakat).
·         Perluasan dan pengembangan wilayah Islam.
·         Pengumpulan ayat-ayat Al Qur’an.
·         Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam.
·         Meningkatkan kesejahteraan umat.

b.      Pada masa Umar bin  Khattab 
Masa kekhalifahan Umar bin Khatthab itu sepuluh tahun enam bulan, yaitu dari tahun 13 H/634 M sampai dengan tahun 23 H/644 M, dan wafat karena dibunuh diusia 63 tahun. Tragedi itu merupakan pembunuhan politik yang pertama didalam sejarah Islam.
Masa pemerintahannya yang sepuluh tahun itu paling sibuk dan paling menentukan bagi masa depan selanjutnya. Pada masa pemerintahannya itu imperium Roma Timur (Byzantium) kehilangan bagian terbesar dari wilayah kekuasaannya pada pesisir barat Asia dan pesisir utara Afrika. Pada masa pemerintahannya kekuasaan Islam mengambil alih kekuasaan didalam seluruh wilayah imperium Parsi sampai perbatasan Asia Tengah.
Seperti halnya dengan khalifah Abu Bakar, ia tinggal dirumah biasa dan hidup sebagai rakyat biasa di Madinah al-Munawwaroh.Dengan kesederhanaannya itu ia disegani oleh segala pihak dan ditakuti oleh lawan dengan sangat takzim.

Ø  Kemajuan yang diraih dimasa Umar
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan islam pada jaman Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus. 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil bagian selatan.
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. Secara garis besar seperti berikut ini :
1.      Peletak dasar-dasar administrasi Negara atau pemerintahan Islam.
2.      Industry dan pertanian mengalami kemajuan yg pesat.
3.      Kemajuan dalam bidang keilmuan umat islam.
4.      Ekspansi ke luar daerah islam besar-besaran.
5.      Mengadakan baitul maal.
Kemudian setelah khalifah Umar wafat, Islam dipimpin oleh Khalifah Usman dengan pemilihan yang dilakukan oleh dewan syuura yang dibentuk oleh Khalifah Umar.
c.       Pada Masa Usman bin Affan
Dalam menjadi khalifah Usman ibn ‘Affan dipilih melalui majelis khusus yang dibentuk oleh Umar ibn Khottob. Majelis atau panitia pemilihan itu terdiri dari enam sahabat dari berbagai kelompok sosial yang ada. Mereka adalah Ali bin Abi thalib, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Zubair, Sa’ad bin Abi waqas, dan Thalhah. Namun pada saat pemilihan berlangsung, Thalhah tidak sempat hadir, sehingga lima dari enam anggota panitia yang melakukan pemilihan.
Setelah kaum muslim bersepakat membaiat Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga setelah Abu Bakar al-shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. ketika ditinggalkan oleh Umar bin Khattab, umat islam berada dalam keadaan yang makmur dan bahagia. Kawasan dunia muslimpun telah bertambah luas. Khalifah Umar berhasil menciptakan stabilitas sosial politik didalam negeri sehingga ia dapat membagi perhatiannya untuk memperluas wilayah islam. Dan ketika Usman menjabat sebagai khalifah, ia meneruskan sebagian besar garis politik Umar. Ia melakukan berbagai Ekspedisi untuk mendapatkan wilayah-wilayah baru. Perluasan itu memunculkan situasi sosial yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Ø  Kemajuan yang diraih dimasa Usman
1.      Pembukuan Al-Quran pada akhir 24 H.
2.      Penyatuan Qiraat Quraisy.
3.      Ekspansi wilayah Islam.
4.      Perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

d.      Pada Masa Ali bin Abu Thalib
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang kekuasaan. perumus kebijakan dengan wawasan yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasehat yang bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan pemegang teguh tradisi, seorng sahabat sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras sampai akhir hayatnya dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah Nabi Muhammad saw.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan setabil. Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang di angkat oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan dia antara orang-orang Islam sebagaimana pernah ditetapkan Umar.

Ø  Kemajuan yang diraih dimasa Ali
Dikalangan kaum muslim dibeberapa daerah, terutama di basrah, mesir, dan kuffah, pada masa akhir kepemimpinan khalifah usman bin affan terjadi fitnah besar-besaran. Fitnah tersebut sengaja disebarkan oleh kaum munafik yang dipimpin oleh abdullah bin saba. Fitnah tersebut berhasil menghasud beberapa pihak untuk memberontak dan menuntut mundurnya khalifah usman bin affan.
Suatu ketika para pemberontak berhasil menyerbu rumah khalifah usman bin affan dan membunuhnya. Saat Kejadian tersebut, khalifah usman bin affan sedang menjalani puasa sunah dan membaca Al-qur’an.
Muslimin dalam kesedihan yang sangat mendalam, dan dalam kebingungan setelah kematian usman. Selama lima hari berikutnya mereka tanpa pemimpin. Sejarah sedang kosong buat madinah, selain pemberontakan yang selama itu pula membuat kekacauan dan menanamkan ketakutan di hati orang.       Kaum pemberontak mengadakan pendekatan kepada Ali bin Abi thalib dengan maksud mendukungnya sebagai khalifah, dipelopori oleh al-gafiqi  dari pemberontakan mesir sebagai kelompok besar. Tetapi ali menolak. Setelah kematian khalifah usman tak ada lagi oarang yang pantas menjadi khalifah dari pada Ali bin abi thalib. Dalam kenyataannya ali memang merupakan tokoh yang paling populer saat itu. Disamping itu, memang tak ada seorang pun yang mengklaim atau mau tampil mencalonkan diri menjadi khalifah untuk menggantikan usman bin affan termasuk mu’awiyah bin abi sofyan selain nabi ali bin abi thalib. Di samping itu mayoritas umat muslimin di madinah dan kota-kota besar lainnya sudah memberikan pilihan kepada Ali, kendati ada juga beberapa kalangan, kebanykan dari bani umayyah yang tidak mau membai’at ali, dan sebagian dari mereka ada yang pergi ke suria.
Sepeninggal Usman bin Affan dalam kondisi kacau, kaum muslimin meminta Ali bin Abi Thalib untuk menjadi khalifah. Akan tetapi muawiyah menolak usulan tersebut, karena keluarga besar khalifah usman bin affan (muawiyah bin abi sofyan) menuntut pembunuh khalifah usman bin affan ditangkap terlebih dahulu.
Sedangkan pihak  ali berpendapat bahwa masalah kepemimpinan sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu, setelah itu barulah pembunuh khalifah Usman bin affan dicari bersama-sama. Perbedaan pendapat tersebut menjadi awal pecahnya persatuan kaum muslimin saat itu. Akhirnya Ali bin abi thalib tetap diangkat sebagai khalifah.

Prestasi-prestasi khalifah ali bin abi thalib adalah sebagai berikut:
1.      Memajukan dalam bidang ilmu bahasa
mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab.
2.      Membenahi keuangan negara (baitul mal)
  1. Bidang pembangunan
Pembangunan kota Kuffah telah menjadi perhatian khusus bagi khalifah ali bin abi thalib. Pada awalnya, kota Kuffah disiapkan untuk pusat pertahanan oleh Mu’awiyah bin abi Sofyan. Akan tetapi kota Kuffah kemudian berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, dan ilmu pengetaahuan lainnya. Perselisihan antar pendukung khalifah ali bin abi thalib  dan Mu’awiyah bin abu Sofyan mengalami berakhirnya pemerintahan islam di bawah khulafaurrasyidin. Para ahli sejarah menyatakan bahwa pemerintah islam yang paling mendekati masa pemerintahan rasulullah saw.
3.      Peradaban Islam pada masa Umayyah
a.      Umayyah  I (Damaskus)
Bani Umayyah diambil dari nama Umayyah, kakeknya Abu Sofyan bin Harb, atau moyangnya Muawiyah bin Abi Sofyan. Umayyah hidup pada masa sebelum Islam, ia termasuk bangsa Quraisy. Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dengan pusat pemerintahannya di Damaskus dan berlangsung selama 90 tahun (41 – 132 H / 661 – 750 M).
Daulah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, telah diperintah oleh 14 orang kholifah. Namun diantara kholifah-kholifah tersebut, yang paling menonjol adalah : Kholifah Muawiyah bin Abi Sufyan, Abdul Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik.

I.       Tata Politik dan Pemerintahan
Pada awal berdirinya dinasti ini membagi wilayah kekuasaanya kepada lima front kekuasaan politik, yaitu:
a)      Front Jazirah Arabia yang meliputi hijazyang meliputi Hijaz, Yaman, Makkah dan Madinah;
b)      Front Mesir yang mencakup seluruh wilayah Mesir;
c)      Front Irak yang mencakup wilayah-wilayah Teluk Persia, Aman, Bahrain, Sijistan, Kirman, Khurasan sampai ke Punjab India;
d)     Front Asia kecil yang mencakup wilayah Armenia dan Azerbaijan, dan
e)      Front Afrika yang mencakup wilayah Barbar, Andalusia dan negara-negara di sekitar laut Tengah.
Terhadap masing-masing wilayah itu, menurut Mahayudin diterapkan tata aturan politik yang berbeda. Misalnya di front Jazirah Arab­-Makkah, Madinah dan front Irak diterapkan kebijakan politik yang lunak karena masyarakat di kedua wilayah itu tergolong pendukung Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awam. Berbagai pendekatan dilakukan, dari pendekatan psikologis sampai pendekatan sosial kesejahteraan. Semua itu dimaksudkan untuk mendapaka pengaruh dan dukungan dari masyarakat di sekitarnya.

II.    Peradaban
Misi utama arabisasi ini secara tidak langsung masih berdampak, bahwa penduduk-penduduk yang berbahasa Arab di seluruh kawasan dunia ini hampir bisa dikatakan adalah muslim, atau minimal mereka pernah mengenal islam. Kebijakan arabisasi ini secara tidak langsung berdampak atau berakumlasi dari dan bagi kepentingan mereka sendiri. Kebijakan Umayyah I antara lain:
a)      Mengangkat orang-orang Arab sebagai orang pertama dalam mengembangkan kepemimpinan umat islam diseluruh kawasan yang telah ditaklukkanya.
b)      Bahasa Arab sebagai bahasa utama umat, baik pengembangan administrasi maupun keilmuan.
c)      Kepentingan orang-orang luar Arab (ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber isalm (Al-Quran dan As-Sunah) dituntut menguasai struktur dan  budaya Arab, sehingga telah melahirkan berbagai ilmu bahasa; nahwu, sharaf, balaghah, bayan, badi’, isti’arah dan sebagainya.
d)     Pengembangan ilmu-ilmu agama. Ilmu-ilmu yang berkembang saat itu diantaranya tafsir, hadis, fiqih, ushul fiqih, ilmu kalam, dan sirakh/tarikh.
Di masa Bani Umayyah ini, kebudayaan mengalami perkembangan dari pada masa sebelumnya. Di antara kebudayaan Islam yang mengalami perkembangan pada masa ini adalah seni sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir, dan sebaginya.
1.       Seni bangunan hasil rekayasa umat Islam dengan mengambil pola Romawi, Persia dan Arab.
2.      Seni sastra berkembang dengan pesatnya, hingga mampu menerobos ke dalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi di dalam masyarakat dan negara. syair yang muncul senantiasa sering menonjol dari sastranya, dan isinya yang bermutu tinggi.
3.      seni suara yang berkembang adalah seni baca Al-Qur’an, qasidah, pada saat itu bermunculan seniman dan qori’/ qori’ah ternama.
4.      seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khot Arab sebagai motif ukiran atau pahatan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dinding masjid dan tembok-tembok istana yang diukur dengan khat Arab.
5.      ilmu pengetahuan, perkembangan tidak hanya meliputi ilmu pengetahuan agama saja, tetapi juga ilmu pengetahuan umum, seperti ilmu kedokteran, filsafat, astronomi, ilmu pasti, ilmu bumi, sejarah, dan lain-lain.
6.      politik telah mengaami kamajuan dan perubahan, sehingga lebih teratur dibandingkan dengan masa sebelumnya.
7.      militer pada masa Bani Umayyah jauh lebh berkembang dari masa sebelumnya, sebab diberlakukan Undang-Undang Wajib Militer (Nizhamut Tajnidil Ijbary). Sedangkan pada masa sebelumnya, yakni masa Khulafaurrasyidin, tentara adalah merupakan pasukan sukarela.
8.      social budaya, kholifah pada masa Bani Umayyah juga telah banyak memberikan kontribusi yang cukup besar. Yakni, dengan dibangunnya rumah sakit (mustasyfayat) di setiap kota yang pertama, dibangun rumah singgah bagi anak-anak yatim piatu.

III. Kemunduran
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1.Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana
5. munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib.
b.      Umayyah II (Andalusia)
Sejak pertama kali berkembang di Andalusia sampai dengan berakhirnya kekuasaan Islam di sana, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung selama hampir delapan abad ( 711 – 1492 M ). Pada tahap awal semenjak menjadi kekuasaan Islam, Andalusia diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh pemerintah Bani Ummayah di Damaskus. Pada periode ini kondisi sosial politik Andalusia masih diwarnai perselisihan disebabkan karena kompleksitas etnis dan golongan. Disamping itu juga timbul gangguan dari sisa- sisa musuh Islam di Andalusia yang bertempat tinggal diwilayah-wilayah pedalaman.
I.       Sistem Pemerintahan
Penguasa bergelar amir dan bukan khalifah, karena kekhalifahan hanya satu yaitu yang beribukota di baghdad. Selama 32 tahun masa kekuasaan Al- Dakhil, ia mampu mengatasi berbagai ancaman dari dalam negeri maupun dari luar. Karena ketangguhanya itu ia dijuluki rajawali Quraisy. Gelar amir dipertahankan oleh para penerusnya sampai awal pemerintahan amir ke- 8 Abd al- Rahman III 300- 350 H(912- 961 M). Pada masa pemerintahan ini gelar penguasa diganti dengan khalifah, karena munculnya khlafah fatimiyah di ifriqiyah (Mesir). Pada tahun 297 H/909M kondisi khilafah Abbasiyah lemah pasca Al- Mutawakkil (232- 247 H/ 847- 861 M)
Masa pemerintahan amir- amir Bani Umayyah barat :
- Abdurahman Al- Dakhil (757-788 M)
Langkah pertamanya yang dilakukan adalah memperbaiki keaaan dalam negeri. Setelah merasa amn Abdurahman melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya.
- Hisyam bin abdurrahman ( 788- 796 M)
Ia seorang yang shalih dan adil, ia sangat mengutamakan pendidkan sehingga lahirlah jabatan hakim( qodli).
- Hakam I bin Hisyam (796- 822 M)
Dalam masa pemerintahan ini sering terjadi pemberontakan, karena ia sering berbuat maksiat terhadap rakyatnya.
- Abdurrahman II( 822- 852 M)
Dikenal sebagai pengusa yang cinta ilmu,  usaha- usaha, yang dilakukan begitu banyak baik dibidang poitik, ekonomi aau pembangunan.

II.     Kemajuan Peradaban
bahwa peradaban islam sudah bersifat internasional, meliputi tiga benua: sebagian Eropa, sebagian Afrika, sebagian besar Asia. Penduduknya meliputi puluhan bangsa, menganut bermacam-macam bahasa. Semua itu di satukan dengan bahasa Arab sebagai bahasa pemersatu dan agama islam menjadi agama resmi Negara.
Perkembangan Kebudayaan.
-          Bidang Politik
-          Bidang Sosial
-          Bidang Sastra
-          Bidang Ekonomi
-          Bidang Ilmu penge-tahuan
-          Bidang Kota dan Arsitektur

1.      Ekspedisi Umayyah ke Andalusia
a.  Ekspedisi Umayyah ke Andalusis berlangsung dua kali: 1) dipimpin oleh Tarif ibn Malik, dan 2) dengan 7000 tentara dipimpin Thariq ibn Ziyad pada 92/711, atas perintah Musa ibn Nushair dengan tambahan pasukan sebanyak 5000 orang.
b. Penaklukkan berlanjut pada 712 dipimpin Musa bin Nushair sendiri dengan membawa 10.000 tentara.
c.  Pasca ekspedisi itu Andalusia menjadi propinsi dari Daulah Umayyah sampai tahun 132/750, dan sejak kekuasaan Daulah Umayyah di Damaskus jatuh ke tangan Bani Abbasiyah, maka sekitar enam tahun lamanya
d. Kemudian pada tahun 138/756 Abdurrahman ibn Muawiyah, cucu Hisyam ibn Abd Malik memproklamirkan Andalusia sebagai dinasti tersendiri sebagai Daulah Umayyah II (Barat) yang beribukota di Cordova hingga tahun 422/1031.

2.      Perkembangan Politik Daulah Umayyah di Andalusia
        Daulah Umayyah di Andalusia mengembangkan pemerintahannya selama 275 tahun dengan 7 orang amir dan 6 orang khalifah, yaitu: 1) Abdurrahman ad-Dakhil, 2) Abdurrahman II, 3) Abdurrahman III al-Nashir, 4) Hakam II al- Mustanshir,5) Al-Muayyad, 6) Abd Al-Malik ibn Muhammad, 7) Hisyam III al-Mu’tadi.
3.      Perkembangan Sosial
         Penduduk Andalusia terdiri dari unsur-unsur Arab (Arab Utara/ Mudlari dan Arab Selatan/Yamani), Barbar, Spanyol, Yahudi, dan Slavia.
         Masyarakat Barbar banyak menempati pemukiman di daerah-daerah tandus, dan mereka berhadapan dengan masyarakat Nasrani. Adapun masyarakat Yahudi menikmati kebebasan beragama pada masa ini dan mereka menyebar di daerah-daerah Andalusia.
4. Perkembangan Kebudayaan
a.       Ilmu Pengetahuan dan Kesusastraan
Dalam perkembangan ilmu agama, madzhab Maliki memperoleh pengaruh luas di Andalusia, karena itu perhatian muslimin Andalusia terhadap Hadits Rasulullah amat besar, sehingga melahirkan ulama penghafal hadits seperti Abu Abdurrahman al-Mukallad. Bidang ilmu agama yang lain memperoleh perhatian pesat adalah ilmu qiraat, Selain ilmu agama, filsafat mendapat perhatian muslim Andalusia. Begitu pula ilmu-ilmu lain seperti ilmu pasti, astronomi, kedokteran, dan sejarah
•         Bahasa Arab pada masa ini menjadi bahasa utama masyarakat Andalusia. Ini terjadi karena kemenangan bangsa Arab di bidang militer, politik dan keagamaan, dan sebelumnya bahasa Arab pernah sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Demikian perkembangan bahasa ini menyertai perkembangan sastra Arab dan melahirkan banyak penyair serta sastrawan terkenal.
b.      Kota dan Seni Bangun
kota Cordova pada masa ini menempati kedudukan yang sejajar dengan Konstantinopel dan Bagdad sebagai pusat peradaban dunia. Pada masa ad-Dakhil, Cordova dijadikan ibukota negara menggantikan Sevilla. Di kota ini dibangun benteng dan istana, danau sumber air bersih, sejumlah masjid, pasar, dan pemandian umum. Seluruh jalan di kota ini telah diperkeras, dan diterangi lampu pada waktu malam
Selain Cordova yang indah dan megah itu, pada masa an-Nashir dibangun kota saletit al-Zahra. Kota ini dilengkapi masjid agung, taman indah, pabrik senjata, pabrik perhiasan, dan kolam-kolam marmer
Kota lainnya, yang dibangun an-Nashir adalah al-Zahirah yang di dalamnya dibangun istana besar dan indah, gedung-gedung pemerintahan, gudang makanan dan senjata, tempat tinggal para menteri, perwira militer, dan pagawai tinggi lainnya

Berikut beberapa cabang ilmu pengatahuan yang berkembang di Andalusia.
1.      Kedokteran
Ahli kedokteran yang terkenal pada sa’at itu antara lain adalah Abu Al-Qasim Al-Zahrawi. Di Eropa ia di kenal dengan nama Abulcassis. Beliau adalah seorang ahli bedah terkenal dan menjadi dokter istana.
2.      Ilmu Tafsir
Kemajuan dalam bidang ilmu tafsir di tandai dengan munculnya ulama’ ahli tafsir. Mereka antara lain adalah Al-baqi, ibnu makhlad, Al-zamakhsyari dengan karyanya Al-Kasysyaf, dan Al-thabari.
3.      Ilmu Fiqh
Perkembangan dan kemajuan ilmu fiqh di tandai dengan munculnya banyak ulama’fiqh (fuqaha’) di antara madzhab yang paling berperan dalam pengembangan madzhab ini adalah abdul malik dan Ibn Rusyd dengan karyanya Bidayah Al-Mujahid
4.      Ilmu hadits
ilmu hadist juga menjadi perhatian para ulama’ di Andalusia. Di antara ahli ilmu hadits adalah Abdul walid Al-Baji yang menulis buku Al-Muntaqal.
5.      Sejarah dan geografi
Dalam bidang literatur terdapat dua orang penulis terkenal, yaitu, Ibn rabbi’ dan Ali IBN Hazm.
6.      Astronomi
Pengkajian ilmu astronomi berkembang dengan pesatnya pada masa ini. Para ahli ilmu pada sa’at ini percaya bahwa radiasi bintang-bintang besar pengaruhnya terhadap kehidupan dan kerusakan di muka bumi.
7.      Ilmu fisika
Kemajuan di bidang fisika di tandai dengan munculnya sejumlah fisikawan muslim terkenal.
8.      Filsafat
Dalam catatan sejarah, islam di Andalusia telah memainkan peran sangat penting dalam perkembangan intelektual muslim.

III.  Kemunduran
sejarah panjang yang telah diukir masyarakat muslim dan para penguasa Dinasti Bani Umayah ll di Andalusia akhirnya mengalami kemunduran dan kehancuran, hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor :
1.      Konflik Islam dengan Kristen
2.      Tidak adanya ideologi pemersatu
3.      Kesulitan ekonomi

4.      Peradaban Islam pada masa Abbasiyah
Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad SAW. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M.
Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri. Pemberontakan yang paling dahsyat dan merupakan puncak dari segala pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas melawan pasukan Marwan ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah). Yang akhirnya dimenangkan oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria, berakhirlah riwayat Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaan Abbasiyah.
I.                   Sistem Pemerintahan,  Politik Dan Bentuk Negara
Pada zaman Dinasti Bani Abbasiyah, Sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Bani Abbasiyah I antara lain :
a.  Para Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri, panglima, Gubernur dan para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan mawali .
b.   Kota Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi sosial dan kebudayaan.
c.   Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia.
d.   Kebebasan berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
e.   Para menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya dalam pemerintah
Selanjutnya periode II , III , IV, kekuasaan Politik Abbasiyah sudah mengalami penurunan, terutama kekuasaan politik sentral. Hal ini dikarenakan negara-negara bagian (kerajaan-kerajaan kecil) sudah tidak menghiraukan pemerintah pusat , kecuali pengakuan politik saja .
zaman daulah Abbassiyah juga didirikan angkatan perang, amirul umara, baitul maal, organisasi kehakiman., Selama Dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, ekonomi dan budaya.
Para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi lima periode :
a)      Periode pertama (750–847 M),
b)      Periode kedua (847-945 M),
c)      Periode ketiga (945 -1055 M),
d)     Periode keempat (1055-1199 M),
e)      Periode kelima (1199-1258 M).
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasannya. Secara politis, para Khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Masa pemerintahan Abu al-Abbas, pendiri Dinasti ini sangat singkat, yaitu dari tahun 750 M sampai 754 M. Karena itu, pembina sebenarnya dari Daulah Abbasiyah adalah Abu Ja’far al-Mansur (754–775 M). Pada mulanya ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat Kufah.  amun, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, al-Mansur memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru dibangunnya, yaitu Baghdad, dekat bekas ibu kota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M. Dengan demikian, pusat pemerintahan Dinasti bani Abbasiyah berada ditengah-tengah bangsa Persia.
II. Kemajuan Daulah Abbasiyah
1.      Ilmu Umum
a.      Ilmu Filsafat
1)      Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul.
2)      Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.
3)      Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H)
4)  Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H)
5)      Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
6)      Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karangannya: Al Munqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal,Ihya Ulumuddin dan lainlain
7)      Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza, Kasful Afillh dan lain-lain
b.      Bidang Kedokteran
1)      Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia.
2)      Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping sebagai  penterjemah bahasa asing.
3)      Thabib bin Qurra (836-901 M)
4)      Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
c.       Bidang Matematika
1)      Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek Pembangunan kota Baghdad.
2)      Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).
d.      Bidang Astronomi
1)      Al Farazi : pencipta Astro lobe
2)      Al Gattani/Al Betagnius
3)      Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan
4)      Al Farghoni atau Al Frageniu
e.       Bidang Seni Ukir
Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan ada seni musik, seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni bangunan.
2.      Ilmu Naqli
a.   Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda, Mupatil bin Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lain
b.   Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat 273 H),Abu Daud (wafat 275 H), At Tarmidzi, dan lain-lain
c.   Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa besar dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya para pelopor itu adalah: Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Ghazali
d.   Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy (wafat 465 H). Karangannya : ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H). Karangannya : Awariful Ma’arif, Imam Ghazali : Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain.
e.   Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang sampai sekarang aliran mereka masih mendapat tempat yang luas dalam masyarakat Islam. Yang mengembangkan faham/mazhabnya dalam zaman ini adalah: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal dan Para Imam Syi’ah
2.      Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju pesat, karena upayaupaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan –bangunan yang berupa:
a.       Kuttab, yaitu tempat belajar tingkatan pendidikan rendah dan menengah.
b.      Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
c.       Darul Hikmah, perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
d.      Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang mula-mula mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada sampai sekarang ini, dengan nama Madrasah.
e.       Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.

3.      Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah
Keberhasilan kehidupan ekonomi, berhasil pula dalam pertanian, perindustrian, dan perdagangan.
Selain ketiga hal tersebut, juga terdapat peninggalan-peninggalan yang memperlihatkan kemajuan pesat Bani Abbassiyah.
a.   Istana Qarruzzabad di Baghdad
b.  Istana di kota Samarra
c.   Bangunan-bangunan sekolah
d.   Kuttab
e.    Masjid
f.       Majlis Muhadharah
g.      Darul Hikmah
h.      Masjid Raya Kordova (786 M)
i.        Masjid Ibnu Taulon di Kairo (876 M)
j.        Istana Al Hamra di Kordova
k.      Istana Al Cazar, dan lain-lain.

4.  Strategi Kebudayaan dan Rasionalitas
Dalam negara Islam di masa Bani Abbassiyah berkembang corak kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa. Apa yang terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula dalam unsur kebudayaan. Dalam masa sekarang ini berkembang empat unsur kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan akal/rasio yaitu Kebudayaan Persia, Kebudayaan Yunani, Kebudayaan India dan Kebudayaan Arab dan berkembangnya ilmu pengetahuan.

5.      Peradaban Islam pada masa Turki Usmani
Pendiri kerajaan Turki adalah bangsa Turki dari kabilah Qayigh Oghus, anak suku Turk yang mendiami sebelah barat gurun Gobi, atau daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh Sulaiman.
Dengan jatuhnya jazirah Arab, maka imperium Turki Usmani mempunyai wilayah yang luas sekali, terbentang dari Budapest di pinggir sungai Thauna, sampai ke Aswan dekat hulu sungai Nil, dan dari sungai efrat serta pedalaman Iran, sampai Bab el-Mandeb di selatan jazirah Arab. Selama masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942 M), sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan.
Dalam hal ini, Syafiq A. Mughni membagi sejarah kekuasaan Turki Usmani menjadi lima periode, yaitu:
1.    Periode pertama (1299-1402 M),
2.    Periode kedua (1402-1566 M),
3.    Periode ketiga (1566-1699 M),
4.    Periode keempat (1699-1838 M),
5.    Periode kelima (1839-1922 M).
Persinggungan Islam dengan Turki melalui sejarah panjang, terhitung sejak abad pertama hijriyah hingga suku Turki menjadi penganut dan pembela Islam. Pengaruh Turki dalam dunia Islam semakin terasa pada masa Pemerintahan al-Musta’sim (640-656 H./1242-1258 M).

a.      Perluasan Wilayah
Ada lima faktor yang menyebabkan kesuksesan Dinasti Usmani dalam perluasan wilayah Islam. Yaitu:
1)  Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita memperoleh ghanimah (harta rampasan perang).
2)   Sifat dan karakter orang Turki yang selalu ingin maju dan tidak pernah diam serta gaya hidupnya yang sederhana, sehingga memudahkan untuk tujuan penyerangan.
3)   Semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam.
4)   Letak Istambul yang sangat strategis sebagai ibukota kerajaan juga sangat menunjang kesuksesan perluasan wilayah ke Eropa dan Asia. Istambul terletak antara dua benua dan dua selat (selat Bosphaoras dan selat Dardanala), dan pernah menjadi pusat kebudayaan dunia, baik kebudayaan Macedonia, kebudayaan Yunani maupun kebudayaan Romawi Timur.
5)  Kondisi kerajaan-kerajaan di sekitarnya yang kacau memudahkan Dinasti Usmani mengalahkannya.

b.      Kemajuan Pada Masa Dinasti Usmani
1)   Sosial Politik dan Administrasi negara
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Usmani berlangsung dengan cepat, hal ini diikuti pula oleh kemajuan dalam bidang politik, terutama dalam hal mempertahankan eksistensinya sebagai negara besar. Penguasa yang begitu kuat itu bahkan memiliki keistimewaan, diantara keistimewaan itu adalah:
a.  Pengakuan dari bawahan untuk loyal pada Sultan dan negara.
b.  Penerimaan dan pengamalan, serta sistem berfikir dalam bertindak dalam agama yang dianut merupakan kerangka yang integral
c.  Pengetahuan dan amalan tentang sistem adat yang rumit.
2)   Bidang Militer
Kerajaan Turki Usmani telah mampu menciptakan pasukan militer yang mampu mengubah Negara Turki menjadi Mesin perang yang paling tangguh dan  memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri non Muslim.
3)   Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Dalam bidang pendidikan, Dinasti Usmani mengantarkan pada pengorganisasian sebuah sistem pendidikan madrasah yang tersebar luas. Madrasah Usmani pertama didirikan di Izmir pada tahun 1331 M, ketika itu sejumlah ulama di datangkan dari Iran dan Mesir untuk mengembangkan pengajaran Muslim dibeberapa toritorial baru. Tapi hal ini tidak begitu berkembang, karena Turki Usmani lebih memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sehingga dalam khazanah Intelektual Islam kita tidak menjumpai ilmuan terkemuka dari Turki Usmani.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, memang kerajaan Turki Usmani tidak menghasilkan karya-karya dan penelitian-penelitian ilmiah seperti di masa Daulah Abbasiyah. Kajian-kajian ilmu keagamaan, seperti fiqh, ilmu kalam, tafsir dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Ulama hanya suka menulis buku dalam bentuk syarah (penjelasan), dan hasyiyah (catatan pinggir) terhadap karya-karya klasik yang telah ada. Namun dalam bidang seni arsitektur, Turki Usmani banyak meninggalkan karya-karya agung berupa bangunan yang indah, seperti Mesjid Jami’ Muhammad al-Fatih, mesjid agung Sulaiman dan Mesjid Abu Ayyub al-Anshary dan mesjid yang dulu asalnya dari gereja Aya Sophia. Mesjid tersebut dihiasi dengan kaligrafi oleh Musa Azam.
4)   Bidang Ekonomi dan Keuangan Negara
kemajuan social ekonomi Negara, tercatat beberapa kota industri yang ada pada waktu itu, antara lain:
a.    Mesir yang memperoleh produksi kain sutra dan katun.
b.    Anatoli memproduksi bahan tekstil dan wilayah pertanian yang subur.
Kota Anatoli merupakan kota perdagangan yang penting di rute Timur dalam perindustrian dalam hasil industri dan pertanian di Istambul, polandia dan Rusia. Para pedagang dari dalam maupun dari luar negeri berdatangan sehingga wilayah Turki menjadi pusat perdagangan dunia pada saat itu.
Selain dari sumber perdagangan, Turki Usmani memiliki sumber keuangan Negara yang sangat besar, yaitu dari harta rampasan perang, dari upeti tanda penaklukkan Negara-negara yang ditundukkan serta dari orang-orang zhimmi.

6.      Peradaban Islam pada masa Modern
Periode modern (1800msekarang). Periode ini di sebut juga periode pembaharuan  karena merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat islam  terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang ,terutama dalam bidang pengetahuan danteknologi .pada bab ini kita   hanya akan terfokus membahas mengenai periode Modern(1800-sekarang).

Perkembangan Agama, Politik, Ekonomi
1. Perkembangan Agama
Masa moderen ini memberi landasan intelektual bagi pembaruan di berbagai bidang, termasuk dalam bidang Agama. Dalam istilah Arab, pembaruan di kenal dengan nama Tajdid. Adapun secara istilah, Tajdid di formulasikan sebagai upaya dan aktivitas untuk mengubah kehidupan umat islamdari keadaan yang sedang berlangsung kepada keadaan yang hendak di wujudkan demi upaya kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat, di kehendaki oleh islam. Kata pembaharuan islam mempunyai makna”modernisasi”, yaitu ajaran islam yang bersifat relatif dan terbuka untuk perubahan serta pembaruan.
Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepada umatnya untuk mengekspresikan diri asalkan sesuai dengan kaidah ajaran islam Dan sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni untuk beribadah kepada Allah SWT. Perjalanan sejarah umat islam telah membuktikan bahwa setiap saat ada umat yang senantiasa berposisi sebagai pemberi motivasi atau pembaru bagi masyarakat.
Salah satu pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu aliran yang bernama Wahabiah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornyo adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787M) yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya untuk memperbaiki kedudukan umat islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat islam saat itu. Paham tauhid mereka telah tercampur aduk oleh ajaran tarikan yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan, dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik. Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut:
· Hanya Al Quran dan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran islam. Pendapat ulama bukanlah merupakan sumber.
· Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup.
Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan pemikirannya. Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab juga di kembangkan di indonesia yang awalnya di bawa oleh haji asal minangkabau, yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, Haji Sumanik.
2. Perkembangan Politik                                                       
Terdapat dua agenda pemburuan dalam masyarakat islam tentang perkembangan politik yaitu:
a. Persoalan Internasional Politik Islam
Jamaluddin AL Afgani merupakan tokoh utama penggagas internasionalisme. Islam secara politik. Menurut Al Afgani, umat islam harus menyatukan barisan dan kekuatannya dalam satu bentuk Pan-Islamisme. Halini menjadi sangat penting untuk membentengi diri umat Islam dari dominasi penjajahan Barat. Konsep nasionalisme, yang membuat umat islam terpecah-pecah dan terkotak-kotak dalam sekian banyak notion-state, tidak akan konduktif dan tidak dapat diharapkan untuk menghadapi dominasi Barat tersebut.
b. Persoalan Hubungan Agama dengan Konsep Negara dalam Islam
Respon umat islam terhadap masalah ini muncul dalam tiga bentuk, respon kalangan modermis, revivalis, dan sekularis. Menurut kalangan revivalis, bentuk negara islam harus di kembalikan ke dalam bentuk pengalaman awal sejarah umat islam . Menurut tokohnyo, Abul A’la Al Mududin, kedalutan tertinggi dalam islam adalah Tuhan,Oleh karena itu, Al Quran haruslah menjadi konstituti dasar suatu negara islam.
Bagi kalangan Modernis, Bentuk Negara islam di serahkan sepenuhnya kepada kebutuhan zamannya masing-masing, Yang terpenting adalah bahawa pengelolahan politiknya harus mempunyai landasan etik Islam yang kuat.
Yang paling kontrovesial adalah kalangan sekularis. Berawal dengan menjelaskan sifat kepemimpinan Nabi, Ali Abdurraziq sampai pada kesimpulan bahwa islam tidak mengatur masalah –masalah kenegaraan, tidak memerintahkan, dan juga tidak melarangnya. Hal ini tampak dalam kepemimpinan Nabi yang murni bersifat keagamaan. Muhammad dalam pandangan Ali Abdurraziq, menyerahkan sepenuhnya masalah kenegaraan kepada umat islam secara rasional dan berdasarkan pengalaman historisnya masing-masing untuk mengatur, mengelola, dan memformat negaranya.
3. Perkembangan Ekonomi
Perekonomian penduduk yang merupakan syarat utama bagi kelangsungan hidup dan hal ini disadari oleh Kerajaan Usmani sebagai negara yang mengalami awal masa pembaruan. Maka dalam hal perekonomian, Kerajaan Usmani melakukan hal-hal berikut:
· Pada periode pertama, Usmani bertujuan menguasai beberapa jalur perdagangan dan beberapa sumner produktif.
· Berbagai produk dari Irian, Teluk Persia, dan, Laut  Merah membantu dalam menjadikan Usmani sebagai pusat perdagangan yang makmur.
· Beberapa rute haji mengantar warga dari berbagai wilayah Kerajaan Usmani ke Mekah dan Madinah. Mekah merupakan sebuah kota pusat perdagangan rempah-rempah, mutiara, lada, dan kopi.
· Penyediaan sarana kendaraan haji di Damaskus, Koiro, dan Bagdad menjadi kegiatan bisnis yang penting.
· Dalam rentangan abad 15 dan 16, Basrah menjadi pusat perdagangan terbesar di Anotolia serta berbagai dermaga terbesar dalam pertukaran barang –barang.
· Kota Istambul di bangun dengan merekontruksi beberapa institusi publik seperti sekolah, rumah sakit, tempat pemandian umum, dan tempat pengapdian.
Pada abad 17 dan 18, berlangsung perubahan situasi yang sangat menonjol dalam sistem kerajaan Usmani, artinya terjadi pula pecahnya peperangan yang berkepanjangan antara petinggi pusat dan petinggi lokal untuk memperebutkan kekuasaan terhadap pendapatan atas pajak produksi penduduk.
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau pemikiran islam tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Jamaluddin Al Afgani (Iran Turki 9 Maret 1897)
2. Muhammad Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyid Rida
3. Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)
4. Sayid Qutub (Mesir 1906-1966)dan Yusuf Al Qardawi
5.  Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)
6. Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)
C. Perkembangan Seni dan Budaya
Hal yang dapat di pelajari di berbagai negara islam atau negara yang berpenduduk mayoritas umat islam adalah: 
1.   Arsitektur
Arsitektur ada yang berfungsi melayani keagamaan, seperti masjid, makam, madrasa dan adapula yang berfungsi melayani kepentingan sekunder, seperti istana, benteng, jalan-jalan raya, karava serai.Di bidang perhotelan telah di bangun hotel-hotel mewah bertaraf internasional antara lain :
Masjidil Haram
Masjid Nabawi.
Sekarang ini Tehera merupakan salah satu kota terbesar di Asia. Bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu:
· Istana Niavarand,
Pengkuburan Behesyyti Zahara
2.Sastra
Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang berkarya sastranya bersifat islami di berbagai negara, misalnya
· Seorang sastrawan dan pemikir besar, menjelang abad ke-20 telah lahir di Pskitan (1877-1938)yang bernama Muhammad Iqbal, ia telah mengungkapakan filsafat tentang puisi menggunakan bahasa Urdu dan Persi.
· Mustafa Lutfi Al-Manfaluti (1876-1926) seorang sastrawan dan ulama Al Azhar
· Dr. Muhammad Husain Haekal (1888-1956) pengarang yang telah menulis Hayatu Muhammmad
· Jamil Sidiq Az-Zahawi (1863-1936)seorang perintis sajak moderen dan seorang penyair tua
· Abdus Salam Al-Ujaili (Lahir 1918)Seorang sastrawan di Suriah dan juga seorang dokter medis
Aisyah Abdurrahman seorang dokter dalam sastra klasik
3. Kligrafi
Kata Kaligrafi berasal dari Bahasa Yunani: Kaligrafia atau kaligraphos. Kallos berarti indah gropho berarti tulisan.jadi kaligrafi berarti indah yang mempunyai nilai estetis.
Perhatian umat islam indonesia terhadap seni kaligrafi cukup bagus. Hal ini ini di tandai antara lain:
  • Diadakan pameran lukisan kaligrafi nasional
  • Di selengarakannya Mussabaqah khaaf indah Al-Quran dalam setiap MTQ.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia barat disebut Histoire (perancis), Historie  (Belanda),  History (Inggris). Berasal dari bahasa Yunani Istoria yang artinya ilmu. Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past). Dalam pengertian lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.
Perkembangan Peradaban Islam dimulai sejak masa kepemimpinan Rasulullah saw di Madinah, Khulafaur Rasyidin, Umayyah, Abbasiyah, sampai tumbangnya kehilafan Turki Utsmani.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarok, Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Maryam, Siti. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI.
satriamadangkathahae.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-peradaban-islam-pada-masa-turki.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar